DENPASAR, MENITINI.COM – Anemia defisiensi besi merupakan salah satu jenis anemia yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Kondisi ini terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi, mineral yang sangat penting untuk pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah. Hemoglobin bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ketika kadarnya rendah, tubuh mungkin merasa lelah, lemah, dan sulit berkonsentrasi. Anak-anak yang mengalami anemia bisa mengalami gangguan pertumbuhan, sementara pada orang dewasa, produktivitas sehari-hari dapat menurun.
Meskipun penyebab utamanya meliputi kurangnya asupan zat besi dari makanan, kehilangan darah, atau gangguan penyerapan zat besi, banyak orang percaya bahwa minum teh dapat memperburuk kondisi ini. Apakah mitos tersebut memiliki dasar ilmiah, atau justru salah kaprah? Mari kita telaah bersama.
Kaitan Teh dan Anemia
Teh, terutama jenis teh hitam dan teh hijau, mengandung senyawa tanin. Tanin memiliki sifat yang dapat mengikat zat besi di dalam usus, sehingga menghambat penyerapan zat besi non-heme (zat besi yang berasal dari tumbuhan). Zat besi non-heme ini biasanya terdapat pada sumber nabati seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Oleh karena itu, minum teh bersamaan dengan makanan yang kaya zat besi non-heme dapat mengurangi efektivitas penyerapan zat besi tersebut.
Fakta atau Hanya Mitos?
Penelitian menunjukkan bahwa minum teh memang dapat mengurangi penyerapan zat besi, namun pengaruh ini tidak selalu signifikan jika pola makan seseorang mencakup berbagai sumber zat besi dan nutrisi lainnya. Orang yang mengonsumsi makanan kaya zat besi heme (seperti daging merah, ikan, dan unggas) umumnya tidak terlalu terpengaruh oleh konsumsi teh karena penyerapan zat besi heme lebih efisien. Oleh sebab itu, efek teh lebih dominan pada mereka yang pola makannya sangat bergantung pada sumber nabati.
Apakah Semua Orang Rentan Berisiko Anemia Akibat Teh?
Tidak semua orang akan mengalami efek yang sama dari konsumsi teh. Beberapa faktor yang memengaruhi risiko anemia akibat konsumsi teh antara lain:
- Pola Makan: Orang dengan diet tinggi zat besi heme biasanya tidak terlalu terpengaruh oleh konsumsi teh. Sebaliknya, vegetarian atau vegan yang bergantung pada sumber zat besi nabati lebih rentan.
- Status Zat Besi Tubuh: Orang yang memiliki kadar zat besi cukup dalam tubuh biasanya tidak terpengaruh secara signifikan. Namun, mereka yang sudah memiliki kadar zat besi rendah dapat mengalami pengurangan penyerapan yang lebih nyata.
- Kebiasaan Minum Teh: Frekuensi dan waktu konsumsi teh juga berperan. Minum teh bersamaan dengan makanan utama dapat mengurangi penyerapan zat besi dibandingkan dengan meminumnya di antara waktu makan.
Menjaga Keseimbangan antara Minum Teh dan Zat Besi
Jika Anda penggemar teh tetapi khawatir dengan anemia, berikut beberapa cara untuk menjaga keseimbangan:
- Atur Waktu Minum Teh
Hindari minum teh bersamaan dengan makanan utama. Beri jeda sekitar 1-2 jam sebelum atau setelah makan. - Konsumsi Sumber Vitamin C
Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi non-heme. Mengonsumsi buah-buahan seperti jeruk, stroberi, atau paprika bersama makanan kaya zat besi dapat membantu mengimbangi efek tanin. - Diversifikasi Sumber Zat Besi
Tambahkan makanan kaya zat besi heme, seperti daging, ikan, atau unggas, ke dalam diet Anda. Jika Anda vegetarian, pastikan mengonsumsi makanan tinggi zat besi non-heme bersama vitamin C. - Pilih Jenis Teh yang Tepat
Jika Anda ingin meminimalkan efek tanin, pilih teh herbal atau teh putih yang memiliki kadar tanin lebih rendah dibandingkan teh hitam.
Kesimpulan
Meminum teh memang dapat memengaruhi penyerapan zat besi non-heme, tetapi hal ini tidak berarti Anda harus berhenti menikmatinya sepenuhnya. Dengan memperhatikan waktu konsumsi dan menyeimbangkan pola makan dengan sumber zat besi dan nutrisi lainnya, Anda tetap dapat menikmati teh tanpa khawatir mengganggu kadar zat besi dalam tubuh. Jadi, mitos bahwa teh secara langsung menyebabkan anemia tidak sepenuhnya benar, tetapi ada sisi ilmiahnya yang perlu dipahami. (M-010)