Sabtu, 7 Desember, 2024

Menteri ESDM RI Beber Usaha Sektor Energi di Asia Tenggara

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam acara The 41st ASEAN Ministers on Energy Meetings (AMEM-41) pada tanggal 24-25 Agustus 2023 di Bali. (Foto: Dok. Kemen ESDM)

NUSA DUA,MENITINI.COM-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, terbuka peluang yang sangat besar bagi pelaku usaha sektor energi untuk ambil bagian dalam proyek energi ASEAN.

Hal tersebut ia ungkapkan setelah banyaknya bentuk kerja sama yang akan terjalin antar negara-negara di ASEAN berdasarkan Joint Ministerial Statement (JMS) atau Pernyataan Bersama pada penyelenggaraan The 41st ASEAN Ministers on Energy Meetings (AMEM-41) pada tanggal 24-25 Agustus 2023 di Bali.

Jaga Ketahanan Energi, ASEAN Lirik Potensi Mineral Kritis

“Seperti dalam interkoneksi negara ASEAN melalui APG, peluang proyek baru sangat terbuka luas bagi sektor swasta untuk ikut serta dalam memperluas jaringan interkonektivitas energi di wilayah tersebut,” ujarnya saat konferensi pers di BNDCC Bali, Jumat (27/8/2023).

BACA JUGA:  Masyarakat Adat Aru Tuntut Pengakuan dalam Melindungi Alam dan Keanekaragaman Hayati

Arifin menambahkan, transfer pengetahuan dan teknologi diperlukan untuk mencapai tujuan dalam APAEC, diantaranya yaitu teknologi dan penelitian mengenai teknologi energi baru terbarukan (EBT) dan rendah karbon, Memperkuat fasilitas dan keterlibatan dalam CCT dan CCUS, serta peningkatan kapasitas dalam manajemen keselamatan energi dan teknologi nuklir.

GEAPP Bantu Indonesia Kurangi Keteragantungan Energi Fosil

Dengan terbukanya peluang tersebut, lanjutnya, akan memberikan efek domino khususnya dalam menciptakan lapangan kerja hijau. “Membuka peluang baru dalam mengembangkan industri berbasis rendah karbon dan akan menciptakan lapangan kerja hijau, sejalan dengan meningkatnya permintaan akan produk hijau dan ekonomi berkelanjutan,” urai Arifin.

Lebih lanjut, Arifin menuturkan jika negara-negara ASEAN diantaranya Indonesia, Malaysia, Filipina, Myanmar, dan Vietnam memiliki sumber daya mineral dengan jumlah yang sangat besar, seperti nikel, timah, bauksit, dan elemen tanah jarang, yang bisa digunakan untuk mendukung transisi energi. “Sehingga dibutuhkan pengolahan mineral, unit pemurnian, dan manufaktur untuk industri berbasis mineral, terutama untuk komponen teknologi energi bersih seperti solar PV, industri baterai, dan kendaraan listrik,” kata Arifin.

BACA JUGA:  Syafruddin: Komisi XII Komitmen Investigasi Isu Pelanggaran Lingkungan oleh PT IWIP

Penyelenggaraan The 41st ASEAN Ministers on Energy Meetings (AMEM-41) yang digelar tanggal 24-25 Agustus 2023 di Bali, menghasilkan Joint Ministerial Statement (JMS) atau Pernyataan Bersama mengenai keberlanjutan dari implementasi ASEAN Plan for Energy Cooperation (APAEC) Fase II: 2021-2025, yang terdiri dari interkoneksi negara-negara ASEAN melalui ASEAN Power Grid (APG), Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP); Coal and Clean Coal Technology (CCT); Energy Efficiency and Conservation (EE&C); Renewable Energy (RE); Regional Energy Policy and Planning (REPP); dan Civilian Nuclear Energy. *

Editor: PIY

Berita Lainnya:

BACA JUGA:  Film 17 Surat Cinta Ungkap Deforestasi Brutal di Kawasan Konservasi