Kamis, 16 Mei, 2024
Vice President for Asia Region at GEAPP, Kitty Bu didampingi Lucky Nurrahmat, Cuntry Lead Indonesia, saat wawancara ekseklusif dengan wartawan, Kamis (24/8/2023). (Foto: M-011)

Vice President for Asia Region at GEAPP, Kitty Bu didampingi Lucky Nurrahmat, Cuntry Lead Indonesia, saat wawancara ekseklusif dengan wartawan, Kamis (24/8/2023). (Foto: M-011)

NUSA DUA,MENITINI.COM-Global Energy Alliance for People and Planet (GEAPP) membantu Indonensia dalam upaya Indonesia dalam mempercepat transisi energi, dengan tujuan agar masyarakat bisa mendapatkan akses listrik yang semakin bersih dengan harga yang terjangkau.

Hal tersebut dikatakan Vice President for Asia Region at GEAPP, Kitty Bu didampingi Lucky Nurrahmat, Cuntry Lead Indonesia dalam wawancara ekslusif dengan wartawan di Sofitel Bali Nusa Dua Kawasan ITDC Badung Bali pada Kamis (24/8/2023).

Dalam keterangannya, Kitty Bu menjelaskan GEAPP bersama 19 mitranya beraliansi dengan tujuan berperan sebagai katalis dalam mengatasi perubahan iklim dan kemiskinan energi dengan mendukung negara-negara berkembang dalam beralih ke model energi bersih yang berkelanjutan, serta menjamin akses energi universal, membuka era pertumbuhan ekonomi inklusif baru, sekaligus memungkinkan komunitas global mencapai tujuan iklim yang krusial.

Bukan itu saja, ia juga menjelaskan komitmen GEAPP untuk mempercepat akses energi dan transisi energi yang adil di negara-negara berkembang untuk membuka peluang menciptakan 150 juta lapangan kerja baru dan kehidupan berkelanjutan, mengurangi emisi karbon sebesar 4 gigaton, dan memperluas akses energi untuk 1 miliar orang.

BACA JUGA:  Sudah Ditata Sejak Lama, Tahura Ngurah Rai Siap Dikunjungi Delegasi World Water Forum Ke-10

Untuk di Indonesia sendiri, GEAPP akan memberikan kontribusi terhadap keinginan Indonesia dalam menonaktifkan pembangkit listrik tenaga batu bara dan mempercepat pengembangan energi terbarukan. Menggerakkan modal dari mitra dan sektor swasta untuk pengembangan energi terbarukan dalam skala besar serta menghentikan penggunaan batu bara lebih awal, serta membantu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar puluhan juta ton selama masa operasional yang diharapkan dan menciptakan ribuan lapangan kerja baru.

Dalam penjelasannya, Kitty Bu juga menyampaikan bahwa GEAPP dan Pemerintah Indoenesia telah menandatangani MoU kerjasama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung yang merupakan langkah penting dalam pelaksanaan upaya transisi energi Indonesia menuju emisi net-zero pada tahun 2050. MoU tersebut menguraikan kerangka kerja sama untuk mewujudkan komitmen dan mempercepat peralihan Indonesia dari bahan bakar fosil menuju energi terbarukan.

BACA JUGA:  Sampah Kayu Sumbat Jembatan Yang Biasa Dilewati Siswa Sekolah Luar Biasa, Khawatir Jadi Sarang Nyamuk

Melalui kerja sama ini, lanjutnya, GEAPP akan mendukung kemajuan rencana JETP Indonesia, dengan memberikan kapasitas terintegrasi dan dukungan dari para ahli untuk membangun dan meningkatkan kemampuan institusi-institusi dalam pelaksanaan JETP.

Lalu terkait dengan Decommissioning batu bara, mereka mengatakan telah mengidentifikasi transaksi potensial dan bekerjasama dengan The Rockefeller Foundation dalam merancang Coal to Clean Credit Initiative (CCCI). Inisiatif ini bertujuan untuk menetapkan standar komprehensif yang baru dalam pemanfaatan sumber dana karbon guna mendorong transisi yang adil dari pembangkit listrik berbahan bakar batubara menuju energi terbarukan.

Saat disinggung terkait dengan penggunaan energi terbarukan yang berasal pengolahan sampah menjadi RDF (Refuse Derived Fuel) atau SRF (solid recovered fuel) untuk industri-industri termasuk juga di PLTU sebagai cofiring batu bara, ia menjelaskan bahwa hal tersebut bisa untuk mengurangi karbon sehingga terkait dengan masalah polusi udara akan sangat bagus. Untuk itu pihaknya juga mendukung penggunaan RDF untuk industri pada usaha-usaha yang kredibel. (M-011)

  • Editor: PIY
BACA JUGA:  Alat Berat Rusak, TPA Temesi, Gianyar Ditutup Sementara

Berita Lainnya: