KARANGASEM, MENITINI.COM – Warga Desa Adat Apit Yeh, Manggis Karangasem menggelar tradisi (Siat Ketipat) Perang Ketupat di desa setempat, Senin (1/6/2025).
Bendesa Adat Apit Yeh, Manggis, I Nengah Kuta mengatakan ritual tradisi Perang Ketupat di Desa Apit Yeh merupakan tradisi tiap tahun menjelang Sasih Sada, tepatnya kajeng kliwon sebelum purnama sada.
Tradisi ini bukti syukur warga desa atas rahmat Tuhan yang selama ini memberikan berkah di bidang pertanian.
Karena di desa Apit Yeh masih bertahan budaya agraris mengolah lahan perswahan.
“Sebelum perang ketupat dimulai, krama melaksanakn persembahyangan terlebih dulu di pura subak, juga pemedal agung di kawasan jalan raya di desa,”kata Nengah Kuta dikonfirmasi, Selasa (2/6/2025).
Lebih lanjut dikatakan, setelah sembahyang, warga melaksanakan giat makan bersama di masing-masing banjar.
Dimana di desa adat pakraman Apit Yeh terdiri dari 4 banjar yakni banjar Kelodan, Kanginan, Kauhan, Kajanan.
Setelah selesai makan bersama baru dilakukan tradisi perang ketupat.
Warga dibagi dari masing-masing banjar, menggunakan ketupat yang sebelumnya sudah dipersiapkan masih-masing krama.
“Ada yang jumlahnya 1 kelan jumlahnya 6 biji ada juga lebih. Begitu kentongan di balai banjar disuarakan warga sudah terbagi dalam arah berlawanan dan di beri pembatas berupa tali. Begitu aba-aba disuarakan, warga langsung saling lempar ketupat. Ini ada istilahnya namanya mesantalan,”jelasnya.
Nengah Kuta menambahkan, yang terlibat perang ketupat hanya warga yang laki-laki saja.
Tidak ada rasa dendam dan amarah, semuanya melaksanakn dengan riang gembira. “Semoga tradisi ini bisa kami pertahankan agar kestabilan skala niskala di desa kami bisa terjaga,”.ujarnya M-003