Menit Menit Akhir Tutup Tahun 2021 di Kuta Selatan, Tamu Domestik Ramaikan Kampoeng Sea Food Kedonganan

KUTA, MENITINI.COM – “Jangan pernah remehkan tamu domestik. Tamu domestik justru sangat membantu merecovery ekonomi Bali,” kata Jero Wacik Menteri Pariwisata kala itu ketika dialog dengan Bali Tourism Frend (BTF) akhir Nopember 2005 sebulan setelah Bali diguncang bom kedua, 1 Oktober 2005.

Apa yang dikatakan mantan menteri pariwisata itu betul sekali. Terbukti, di malam Tahun Baru, Jumat (31/12/2021) Kampung Sea Food Kedonganan dipenuhi ratusan tamu domestik dan lokal yang datang ke bibir pantai menikmati lezatnya olahan kuliner di sejumlah cafe di pinggir pantai. “Sejak sore sudah banyak tamu yang datang untuk makan malam. Semua domestik dan orang orang lokal. Tak ada turis asing,” kata Ita karyawan Cafe The Cuisine Bali.

Pantauan MENITIINI di lokasi Pantai Kedonganan, sampai pukul 23.30 Wita penggemar makanan olahan laut terus berdatangan. Selain menikmati makanan, tamu juga memanfaatkan bibir pantai untuk sekedar foto bersama keluarga, kerabat dan sahabat. Bahkan ada juga sejumlah pasangan yang duduk bermesraan di pinggir pantai dikelilingi sampah kiriman sambil melihat buihnya ombak pantai.

Jelang pergantian tahun, tamu masih terus berdatangan di Pantai Kedonganan. Sesekali terdengar bunyi petasan dan mercon di Selatan Pantai Four Season dan Utara Dermaga Watununggul. “Kami akan tutup sampai tidak ada lagi tamu yang datang. Semuanya tamu domestik dan lokal. Memang tak ada acara khusus karena masih dalam suasana pandemi. Dengan suasana ini kami sangat terbantu,” kata Komang Agus pengelola Cafe Kedonganan Beach.

Rejeki tutup tahun dari tamu domestik juga dirasakan Darmawan penjual jagung bakar yang berjualan di pinggir Pantai Kedonganan. “Saya dari jam 5 sore sudah jualan. Bersyukur, lumayan yang terjual. Saya jual Rp15 ribu per batang. Selama ini sepi,” kata Darmawan.

Optimisme kekuatan belanja tamu domestik dan lokal sepertinya merekah di mana-mana. Sejumlah pekerja hotel kelas Melati punya cerita lain. Darwin dan Imran misalnya, pekerja sebuah hotel melati di kawasan Kuta dan Kedonganan mengeluhkan “matinya” pariwisata akibat tingkat hunian hotel yang sangat anjlok bahka tidak ada tamu selama hampir dua tahun. “Sebulan terakhir ini sudah mulai terisi tamu domestik. Bahkan tamu lokal Bali pun booking kamar bersama keluarga untuk beberapa malam,” kata Darwin

Keresahan Darwin dan Imran juga dirasakan Ngurah Wirata, pegawai hotel melati 3 di Gang Bakung Sari Kuta. “Domestik sangat membantu kami. Dari pada menanti turis asing yang belum jelas, sebaiknya pemerintah daerah bersama pelaku pariwisata menggarap promosi ke kota kota besar di Indonesia,” saranya.

Dewi pegawai toko cindera mata di bilangan By Pass Ngurah Rai Kuta merasakan manfaat kedatangan tamu domestik. “Tamu domestik kalau belanja souvenir tidak tanggung tanggung. Belanja mereka minimal sejuta. Ini sangat membantu pariwisata Bali,” kata Dewi.poll

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *