Rabu, 15 Mei, 2024
Topan, Pengusaha Daur Ulang Plastik di Sidrap.

Topan, Pengusaha Daur Ulang Plastik di Sidrap. .(foto:pijarnews.com/tohir)

Topan warga Dusun Tanete, Kelurahan Timoreng Panua, Kecamatan Pancarijang, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, menggeluti usaha daur ulang plastik.

MENITINI.COM-Topan warga Dusun Tanete, Kelurahan Timoreng Panua, Kecamatan Pancarijang, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, menggeluti usaha daur ulang plastik. Dari usaha tersebut, kini ia bisa memperkerjakan sebnyak 14 karyawan, dan omsetnya mencapai Rp60 juta per bulan.

Mengutip PIJARNEWS.COM, di lahan seluas kira-kira 5 x 20 meter itu, Topan menggeluti usaha tersebut selama 4 tahun. Perlahan namun pasti, usaha Topan sedikit demi sedikit berbuah manis. Meski dalam situasi pandemi Covid-19, usahanya terus berkembang.

Topan mendaur ulang plastik dari tutup botol, tutup galon dan limbah plastik rumah sakit, seperti botol infus yang telah disinveksi atau dibersihkan oleh pihak rumah sakit. Plastik kemudian didaur ulang menjadi seal cup atau tutup tabung gas elpiji tiga kilogram.

BACA JUGA:  Puncak Musim Kemarau di Bali Diperkirakan pada Juli-Agustus

Sebelum menjadi penutup tabung gas, limbah plastik terlebih dahulu diolah melalui mesin pencacah. Selanjutnya dikeringkan. Setelah kering kemudian dimasukkan ke dalam mesin pencetak seal cup.

“Untuk per harinya 400 kilogram limbah plastik dari pengepul dan juga hasil kerjasama dengan sejumlah rumah sakit di Kota Parepare, Kabupaten Bone dan Enrekang. Dari 400 kilogram limbah itu bisa menghasilkan 120 sampai 300 ribu biji seal cup,” ujar Topan seperti dikutip pijarnews.com

Seal Cup itu nantinya dibawa ke Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE). Topan mengatakan, tertarik menggeluti usaha daur ulang plastik karena selain kurangnya pesaing, juga untuk mencari profit.

“Buka usaha yang pasti cari profit ya, tapi juga saya ingin menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu untuk mengurangi sampah plastik untuk menjaga kelestarian lingkungan. Karena itu, saya pilih usaha ini. Sebab saya pikir sangat sedikit yang meminati usaha ini,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Vaksin Demam Berdarah: Pentingnya Perlindungan Komunitas

Awalnya, Topan hanya melakukan usaha proses pencacahan plastik dan hasilnya di bawa ke Kota Makassar. Saat itu, keuntungannya hanya Rp 5 juta per bulan. Namun, setelah modal cukup, Topan memberanikan diri membeli mesin pencetak penutup gas dan langsung menjualnya ke sejumlah SPBE.

“Awalnya hanya mencacah, setelah cukup modal saya membeli mesin pencetaknya,” ucapnya.

Sementara itu, untuk memastikan limbah plastik rumah sakit dikelola dengan benar, sejumlah Tim Sanitasi dari sejumlah rumah sakit di kawasan Ajatappareng meninjau langsung proses pengolahan limbah plastik tersebut.