DENPASAR, MENITINI.COM – Masyarakat di wilayah pesisir diimbau untuk mewaspadai pasang laut yang berpotensi terjadi pada 5-10 November 2025.
Hal tersebut merujuk pada peringatan dini terkait potensi pasang maksimum air laut di wilayah pesisir Bali yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar.
Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho menjelaskan pasang maksimum air laut ini dipicu oleh fase Perigee atau jarak terdekat bulan ke bumi yang bersamaan dengan Bulan Purnama pada 5 November 2025.
Kombinasi kedua fenomena tersebut dapat meningkatkan gaya tarik gravitasi bulan terhadap air laut, sehingga menimbulkan pasang laut yang lebih tinggi dari biasanya.
“Fenomena ini bersifat alami dan berulang secara periodik. Namun, masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah pesisir tetap perlu waspada karena ketinggian air laut bisa meningkat cukup signifikan, terutama pada saat puncak pasang,” ujar Cahyo Nugroho Selasa (4/11).
Adapun wilayah yang berpotensi terdampak antara lain: Pesisir Selatan Kabupaten Tabanan, Pesisir Kabupaten Badung, Pesisir Kota Denpasar, Pesisir Kabupaten Gianyar, Pesisir Selatan Kabupaten Klungkung, Pesisir Selatan Kabupaten Karangasem, dan Pesisir Selatan Kabupaten Jembrana. BMKG mengingatkan masyarakat untuk selalu memantau pembaruan informasi melalui kanal resmi BMKG Wilayah III Denpasar.
Potensi banjir pesisir (rob) di masing-masing wilayah dapat berbeda waktu dan intensitasnya, tergantung pada kondisi pasang surut lokal serta topografi pantai.
Adapun dampak yang dapat dirasakan pada aktivitas masyarakat di sekitar pesisir, seperti bongkar muat di pelabuhan, pemukiman pesisir, serta tambak garam dan perikanan darat.
“Kami mengimbau masyarakat dan nelayan untuk memperhatikan jadwal pasang surut air laut, mengamankan barang-barang penting di sekitar pesisir, dan tetap mengikuti perkembangan informasi cuaca maritim resmi dari BMKG,”tutupnya. M-003
- Editor: Daton









