Lonjakan Kasus Sifilis Capai 23 Ribu, DPR Desak Pemerintah Perkuat Edukasi dan Deteksi Dini

ilustrasi sifilis
Ilustrasi (freepik)

JAKARTA,MENITINI.COM- Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher, menyatakan keprihatinan mendalam atas lonjakan kasus sifilis di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, sepanjang tahun 2024 tercatat lebih dari 23 ribu kasus penyakit menular seksual tersebut.

Sifilis merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penularannya terjadi melalui kontak langsung dengan luka terbuka di area kelamin, anus, bibir, atau mulut seseorang yang telah terinfeksi.

“Lonjakan kasus sifilis ini bukan sekadar persoalan medis, tetapi juga mencerminkan lemahnya perlindungan negara terhadap generasi muda. Edukasi yang minim, akses layanan kesehatan yang belum merata, serta ketahanan keluarga yang rapuh menjadi faktor penyebab yang harus segera dibenahi,” ujar Netty dalam pernyataan tertulis yang dikutip dari Parlementaria, Senin (23/6/2025).

BACA JUGA:  Polisi Tegaskan Penanganan Kasus Pecalang Sesuai Fakta Hukum dan Alat Bukti

Netty menegaskan bahwa meningkatnya kasus sifilis menandakan perlunya perhatian serius terhadap kesehatan reproduksi. Ia menekankan bahwa siapa pun bisa terinfeksi, bahkan mereka yang tidak termasuk dalam kelompok berisiko tinggi.

“Hal ini menunjukkan bahwa penanggulangan IMS tak bisa hanya mengandalkan imbauan moral. Diperlukan langkah-langkah konkret yang menyentuh akar persoalan,” tegas politisi dari Fraksi PKS tersebut.

Untuk itu, ia mendorong pemerintah segera mengambil empat langkah strategis:

  1. Penguatan edukasi kesehatan reproduksi di sekolah dan masyarakat dengan pendekatan yang sesuai nilai-nilai budaya Indonesia, tidak vulgar, namun tetap informatif.
  2. Pelayanan deteksi dini sifilis secara gratis dan rahasia di Puskesmas dan layanan kesehatan primer, agar masyarakat merasa aman dan nyaman untuk memeriksakan diri.
  3. Peningkatan ketahanan keluarga serta perlindungan anak dan remaja, guna menciptakan lingkungan yang mendukung pilihan hidup sehat dan bermartabat.
  4. Sinergi antar-kementerian dan tokoh masyarakat dalam membangun gerakan sosial yang mencegah penyebaran IMS melalui pendekatan preventif dan kultural.
BACA JUGA:  Jokowi Laporkan Tuduhan Ijazah Palsu ke Polda Metro Jaya

“Negara harus hadir, tidak hanya saat penyakit sudah meledak, tapi juga sejak dini, ketika anak-anak kita membutuhkan panduan hidup sehat. Ini bukan hanya persoalan kesehatan, melainkan menyangkut masa depan bangsa,” pungkasnya.*

Editor: Daton

BERITA TERKINI

Indeks>>

PT. BADU GRAFIKA MANDIRI

Jalan Gatot Subroto 2 No. 11 A, Banjar Lumbung Sari, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara

Ikuti Kami