Selasa, 15 Oktober, 2024

Kuta Dinilai Kumuh, Begini Kata Wakil Ketua DPRD Badung

Pantai Kuta. (Foto: M-011)

BADUNG,MENITINI.COM-Wakil Ketua DPRD Badung I Wayan Suyasa angkat bicara terkait dengan objek wisata pantai Kuta yang dinilai kumuh, yang disinyalir penyebabnya adalah gerobak kreatif berbahan kayu ulin yang tidak terawat dan rusak. 

Menurut Suyasa, perlu adanya pengelolaan yang baik agar tidak menyebabkan kesan kumuh. Sehingga perlu duduk bersama untuk menentukan keberlanjutan pariwisata di Kuta. 

“Kemarin itu kami menyatakan bahwa saat orang berada di salah satu akomodasi wisata, kalau itu ada (gerobak kreatif) ya mohon maaf tempat burung dara itu, bukan berarti tidak menghargai UMKM. Tetapi bukan begitu caranya, buatkan yang bagus dan bertaraf internasional,” ujar Suyasa, Selasa (30/1/2024). 

Politisi asal Desa Penarungan, Mengwi ini juga bersyukur peninjauan langsung yang dilakukan Pj. Gubernur Bali menjadi pembelajaran bagi Pemkab Badung. “Ini bukan berarti mencari kesalahan tetapi logikanya itu harus dirubah, mindset dalam konsep penataan. Artinya dengan budget yang tinggi kalau bisa jangan yang asal-asalan,” tegasnya. 

Guna mengembalikan keindahan Pantai Kuta, Suyasa meminta kebersihan harus tetap dijaga. Kemudian para pedagang sebaiknya ditempatkan di lokasi tertentu.

“Bukan berarti harus di dekat pantai seperti itu. Alokasikanlah yang rasional dan tidak mengganggu pantai. Karena pantai merupakan bagian dari brand Kuta seperti dapat melihat sunset. Dengan adanya warung-warung itu saya rasa tidak pas. Masih bisa mencari solusi yang terbaik untuk Pantai Kuta,” jelasnya. 

Lebih lanjut Suyasa pun menyarankan, agar Dinas Pariwisata Badung dapat membenahi kesan kumuh yang muncul. Ini kemudian dapat dilakukan dari hasil studi banding seperti apa destinasi wisata yang bertaraf internasional.

“Dinas Pariwisata harus ke lapangan, bukan hanya di belakang meja. Pengelolaan yang maunya bagus tetapi menambah sesuatu yang semrawut menyebabkan, mohon maaf destinasi Kuta dalam tanda kutip namanya yang begitu megah, akan ditinggalkan karena terlihat tidak bertaraf internasional,” pungkasnya. (M-003)

  • Editor: Daton