Minggu, 15 Desember, 2024

Kekeringan Subak Penarungan, Petani Terancam Gagal Panen, DPRD Bahas Dengan Badan Anggaran

Ilustrasi sawah. (Foto: Istimewa)

BADUNG, MENITINI.COM – Kekeringan sawah di Subak Penarungan dibahas pada meja rapat badan Anggaran DPRD Badung bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), Rabu (9/8) di gedung DPRD Badung. Masalah itu disampaikan Wakil DPRD Badung, I Wayan Suyasa.

Menurut Suyasa, apa yang menimpa petani wajib menjadi perhatian pemerintah. Sebagai daerah dengan penghasilan tinggi, pemerintah harus cepat mengambil tindakan untuk membantu petani. pasalnya, kekeringan yang yang terjadi akibat aliran sungai Tukad Yeh Penet tidak bisa diatas dengan cepat.

Menurutnya, pemerintah dalam hal ini badan penanggulan bencana telah turun termasuk Dinas Kebakaran dan Penyelamatan. Namun hasil tidak maksimal. Termasuk telah ditangani oleh pihak yang bertanggung jawab dalam hal ini, Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida. Untuk langkah yang dilakukan, pihaknya memberikan apresiasi

Namun Suyasa meminta pemerintah Badung turut ambil andil menolong para petani yang tengah dihantui gagal panen itu. “Saya apresiasi yang membenahi. Tapi sejauh mana tanggung jawab kita, ini adalah masyarakat Badung, karena malu kita. Apalagi Badung pendapatan besar. Namun sejauh mana keberpihakan kita terhadap pertanian,” tegas Suyasa.

BACA JUGA:  Wakil Bupati Badung Resmikan TPS3R dan Sulangai Expo

Sementara tu, ditemui usai rapat, Ketua TAPD yang juga Sekda Badung, I Wayan Adi Arnawa menanggapi jika permasalahan itu menjadi tanggung jawab BWS Bali Penida. “Terkait dengan jebolnya bendungan yang mengairi Subak Penarungan, untuk objeknya (bendungan jebol) kita tidak bisa sentuh karena itu di luar kewenangan kita, tapi kewenangan BWS Bali Penida. Namun kita bisa masuk pada dampak bencananya yakni terjadi gagal panen,” ujarnya.

Birokrat asal Desa Pecatu Kecamatan Kuta Selatan ini melanjutkan, tim teknis yakni Dinas Pertanian dan Pangan saat ini sedang menghitung besaran bantuan yang akan diberikan kepada petani yang disesuaikan dengan luas sawah yang ditanami padi. Dari hitungan sementara, kata dia, total bantuan kepada petani di Subak Penarungan sekitar Rp 1,3 Miliar.

BACA JUGA:  Direktur BWC: Sampah Terpilah lebih Mudah Diolah dan Miliki Nilai Ekonomi, Lingkungan dan Sosial

“Sesuai dengan perintah Pak Bupati, beliau tetap minta agar petani itu jangan sampai jadi korban. Oleh karena itu sedang kita hitung berapa besarannya, tim teknis sedang menghitung. Hitungan kemarin angkanya sekitar Rp 1,3 miliar. Yang jelas kita akan tempuh seperti itu, bantuan ini sebagai dampak bencana,” kata Adi Arnawa.

Sebelumnya diberitakan, ratusan hektare sawah di wilayah Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi terancam gagal panen akibat kekeringan yang terjadi beberapa pekan terakhir. Kekeringan yang terjadi diduga akibat tidak mengalirnya sumber air dari Tukad Yeh Penet ke areal Subak Penarungan lantaran jebol karena cuaca ekstrim beberapa waktu lalu.

Menurut Pekaseh Subak Penarungan, I Made Suka, tanggul di aliran Tukad Yeh Penet jebol sejak 8 Juli 2023. Jebolnya tanggul tersebut mengakibatkan aliran air ke areal pertanian di Subak Penarungan terputus total. Akibatnya, ada 266 hektar lahan pertanian yang mengalami kekeringan. Kondisi ini pun kemungkinan akan menyebabkan gagal panen. (M-003)

  • Editor: Daton
BACA JUGA:  Film 17 Surat Cinta Ungkap Deforestasi Brutal di Kawasan Konservasi

Berita Lainnya: