Jatuh ke Jurang di Jembatan Tukad Cangkir Gianyar, Pemotor Tewas

GIANYAR,MENITINI.COM-Seorang pemotor asal Desa Bebalang, Kabupaten Bangli, Bali mengalami kecelakaan di Jembatan Tukad Cangkir, Timur Jota Gianyar, Senin (12/2/2024) pagi.  

Korban yang bernama Made Karmawan (25) merupakan seorang Guru kontrak di SD Penatahan Susut, Bangli, melaju dari timur ke barat menggunakan sepeda motor Yamaha NMax DK 3743 PY. Diduga sepeda motor korban membentur pipa besi di utara jembatan hingga kemudian terseret di aspal, dan korban sendiri terpental jatuh terjun ke jurang bawah jembatan. 

TRC BPBD Kabupaten Gianyar yang mengetahui kejadian tersebut langsung meluncur melakukan evakuasi. Mengingat TKP yang dikenal cukup angker, tim mengawali penyisiran dengan jalur niskala. Tim menghaturkan banten pejati di pelinggih setempat dengan harapan korban bisa ditemukan dan dievakuasi. 

BACA JUGA:  Pasok Logistik ke Pedalaman Seram, KPU Malteng Gunakan Helikopter 

“Indikasi korban jatuh ke dalam jurang. Anggota TRC regu A mulai melakukan penyisiran sekitar Pukul 05.00 WITA,” jelas Kalaksa BPBD Kabupaten Gianyar Ida Bagus Putu Suamba yang turut hadir dalam evakuasi korban.

Suasana jurang yang masih gelap membuat jarak pandang terbatas. Namun selama dua jam penyisiran hingga matahari terbit, sosok tubuh korban belum ditemukan.

“Diduga korban tenggelam ke dalam air,” jelasnya. Atas dugaan itu, Tim Balawista dikerahkan untuk berenang melakukan penyisiran di dalam air. 

Sekitar sejauh 20 meter dari dugaan titik jatuhnya, jasad korban berhasil ditemukan sekitar Pukul 08.30 WITA. Jasad korban tenggelam persis dekat bebatuan.

Seringnya Jembatan Tukad Cangkir ini memakan korban jiwa menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gianyar IGN Dibya harus menjadi perhatian serius. Sisi barat maupun timur jembatan perlu diberi tanda peringatan Hati-Hati.

BACA JUGA:  Pemuda Asal Dusun Eri Kota Ambon, Ditemukan Meninggal Dunia Gantung Diri

“Lampu penerang rasanya sudah cukup. Tapi perlu dipertegas dengan tanda peringatan. Karena dari timur itu jalan turunan, lalu agak menikung di jembatan. Maka harus ada penanda,” ujarnya.

  • Editor: Daton