HONGKONG,MENITINI.COM-Indonesia terus memperkuat jaringan investor global untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen pada 2029. Salah satu langkah strategis dilakukan melalui forum 10th Belt and Road Summit 2025 di Hong Kong, Kamis (11/9).
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan, menyampaikan bahwa forum ini menjadi momentum penting untuk menarik lebih banyak investor, khususnya pada proyek infrastruktur yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Dampak ekonomi dari PSN sudah nyata dirasakan, salah satunya melalui proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB/Whoosh) yang dioperasikan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Sejak beroperasi pada 2023, Whoosh telah melayani lebih dari 11 juta penumpang, menyerap 90 persen tenaga kerja lokal saat konstruksi, sekaligus menjadi simbol alih teknologi dan kerja sama Indonesia–Tiongkok,” ujar Ferry.
Ia memaparkan, saat ini terdapat enam proyek signifikan dalam PSN, meliputi empat kawasan industri di Tanah Kuning, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), serta KCJB, dengan total investasi mencapai Rp649,49 triliun. Mayoritas investasi berasal dari Tiongkok dengan keterlibatan sejumlah BUMN.
Ferry menegaskan, PSN tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga menghadirkan manfaat nyata seperti penciptaan lapangan kerja, pengembangan wilayah, alih teknologi, transfer pengetahuan, hingga mendorong pertumbuhan perdagangan dan investasi.
“Proyek strategis ini mencerminkan komitmen Indonesia terhadap inovasi, pemerataan pembangunan, dan pertumbuhan berkelanjutan. Kami mengundang mitra dari Hong Kong, Tiongkok, dan negara-negara Belt and Road Initiative lainnya untuk berinvestasi di kawasan industri, energi terbarukan, serta infrastruktur digital,” tambahnya.
Sebagai informasi, Belt and Road Summit merupakan forum internasional tahunan yang mempertemukan pejabat senior, pemimpin bisnis, dan pakar industri dari berbagai negara. Edisi kesepuluh tahun ini menghadirkan lebih dari 6.000 peserta dari 76 negara dan wilayah, dengan 97 pembicara terkemuka serta memfasilitasi lebih dari 800 pertemuan bisnis yang membahas 290 proyek potensial.
Selain Indonesia, forum tersebut juga dihadiri pejabat dari Laos, Pakistan, perwakilan World Economic Forum, hingga negara-negara anggota Belt and Road Initiative lainnya. (rls)
- Editor: Daton
 
															 
											 
         
         
         
         
        









 
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
		 
		 
		 
		 
		 
		