NUSA LEMBONGAN,MENITINI.COM– Dewan Pimpinan Cabang Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Klungkung bersama Bidang Hukum DPD IHGMA Bali menggelar IHGMA Sharing Session bertajuk “Sosialisasi dan Solusi Menangani Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)” di Mahagiri Resort, Nusa Lembongan, pada Selasa (27/5).
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Kabupaten Klungkung Nyoman Sidang, Ketua DPD IHGMA Provinsi Bali Komang Artana, Ketua BPC PHRI Kabupaten Klungkung Putu Darmaya, serta sejumlah perusahaan pengelola limbah seperti Bhakti Rahayu Group.
Ketua DPD IHGMA Bali, Komang Artana, menekankan pentingnya pengelolaan limbah B3 yang serius dan berkelanjutan di kawasan kepulauan seperti Nusa Lembongan dan Nusa Penida.
“Isu B3 ini harus dikelola dengan sangat serius. Kalau kita bisa mewujudkan sistem pengelolaan limbah B3 yang baik di kawasan kepulauan, ini bisa jadi contoh nasional. Saat ini sudah terbentuk pengelolaan sampah organik di Lembongan dan Nusa Penida, ini perlu terus ditingkatkan,” ujarnya.
Ia berharap sinergi antara pelaku industri pariwisata, pemerintah, dan perusahaan pengelola limbah dapat menciptakan ekosistem pariwisata yang ramah lingkungan.

Kepala DLHP Klungkung, Nyoman Sidang, menilai kegiatan ini sebagai momentum penting untuk mengangkat isu limbah B3 yang selama ini sering terabaikan.
“Sampah rumah tangga dan sampah spesifik sering jadi sorotan, tapi limbah B3 jarang dibahas. Ini saat yang tepat bagi pelaku usaha untuk berbenah, agar lingkungan tetap lestari dan investasi tetap aman,” jelasnya.
Ketua BPC PHRI Klungkung, Putu Darmaya, menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif seperti ini. Ia menggarisbawahi pentingnya perbaikan infrastruktur pengelolaan sampah di Nusa Penida dan Lembongan.
“Masalah utama kita adalah sampah dan akses jalan. Kegiatan seperti ini sangat kami apresiasi, tapi butuh kolaborasi nyata antara asosiasi, pemerintah, pelaku pariwisata, dan masyarakat,” katanya.
Darmaya juga mengusulkan adanya kebijakan pemerintah yang memungkinkan perusahaan pengelola sampah untuk memungut biaya pengelolaan secara berkala dari pelaku usaha, sebagai bentuk pembagian tanggung jawab yang adil.
Dalam kegiatan ini, Bhakti Rahayu Group hadir sebagai narasumber. Perusahaan yang mempunyai beberapa unit bisnis yang bergerak di sektor layanan kesehatan, pengelolaan limbah medis dan non-medis, serta pengolahan sampah ini diwakili oleh Wakil Direktur Utama PT Bhakti Rahayu Group Afialiasi bidang lingkungan Dibyana Prajna. Ia menjelaskan sistem pengelolaan limbah B3 yang telah diterapkan di beberapa daerah di Bali. Pihaknya juga menyampaikan salah satu unit bisnis dari grup mempunyai fasilitas penampungan limbah B3 di kawasan Cargo, Denpasar.

Dalam sesi diskusi, Komang Artana meminta kepada Bhakti Rahayu Group untuk mengambil peran lebih besar dalam menjaga kelestarian Nusa Penida dan Lembongan.
“Kalau Lembongan dan Nusa Penida dikelola oleh Bhakti Rahayu Group, dan berkolaborasi dengan perusahaan yang satu visi, ini bisa menjadi cerita indah. Belum pernah saya lihat satu pulau dikelola oleh satu perusahaan yang fokus, bukan semata mencari keuntungan,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Bhakti Rahayu Group, Putu Ivan Yunatana yang turut hadiri dalam kesempatan itu, menyatakan bahwa pihaknya telah memulai langkah tersebut melalui salah satu unit bisnis dari grup yakni Bali Waste Cycle (BWC) dan PT Cahaya Terang Bumi Lestari (CTBL) yang bekerja kerja sama dengan Pemkab Klungkung dalam program TOSS Center sejak era Bupati Suwirta hingga bupati saat ini.
“Kami sudah mengelola limbah B3 di Bali sejak 2014 dan pengelolaan sampah domestik sebagai percontohan. Di TOSS Center, dengan bekerja sama bersama pemerintah daerah dan salah satu produsen sehingga dapat bantuan fasilitas sarana prasarana persampahan seperti jembatan timbang, conveyor dan mesin press dengan total bantuan kurang lebih Rp1 Miliar,” jelas Ivan, sapaannya.

Ia juga menekankan bahwa Bhakti Rahayu Group tidak hanya fokus pada limbah medis, tetapi juga pengelolaan residu domestik menjadi energi terbarukan.
Sebagai bentuk kontribusi lainnya, Bhakti Rahayu Group melalui klinik yang dimilikinya di Nusa Lembongan, Branis Medika menyediakan layanan cek kesehatan gratis bagi peserta kegiatan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi cek gula darah dan kolesterol, sebagai bentuk dukungan terhadap kesehatan para pelaku industri pariwisata di kawasan tersebut.
IHGMA Klungkung berharap kegiatan ini menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran, kolaborasi, dan komitmen bersamhab dalam pengelolaan limbah B3, demi mewujudkan pariwisata yang lebih hijau dan berkelanjutan di wilayah kepulauan Klungkung. (M-011)
- Editor: Daton