DENPASAR,MENITINI.COM-Belakangan ini sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya daerah dataran tinggi, mengalami cuaca yang terasa lebih dingin dari biasanya. Namun, fenomena ini bukan disebabkan oleh jarak Bumi yang sedang berada di titik terjauhnya dari Matahari (Aphelion), sebagaimana banyak disalahpahami di media sosial.
Fenomena Aphelion memang terjadi pada 3 Juli 2025, di mana Bumi mencapai jarak sekitar 152,09 juta kilometer dari Matahari, sekitar 5 juta kilometer lebih jauh dibanding saat Perihelion di awal Januari. Meski begitu, para ahli menegaskan bahwa jarak ini tidak berdampak signifikan terhadap suhu udara di Bumi.
Perbedaan jarak Bumi ke Matahari hanya mengubah intensitas radiasi sekitar 6-7 persen. Ini terlalu kecil untuk memicu perubahan suhu ekstrem.
Apa Penyebab Hawa Dingin Saat Ini?
Penurunan suhu yang dirasakan masyarakat lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
- Peralihan musim kemarau yang membawa langit lebih cerah dan kelembapan lebih rendah, membuat suhu malam dan dini hari lebih dingin.
- Angin pasat timur yang dominan saat ini membawa udara kering dan dingin dari Australia ke wilayah Indonesia.
- Awan minim, menyebabkan radiasi panas dari permukaan Bumi mudah terlepas ke atmosfer saat malam hari, sehingga suhu turun drastis.
Aphelion Tak Berdampak Besar pada Musim
Musim dan suhu global lebih dipengaruhi oleh kemiringan sumbu Bumi (23,5 derajat) ketimbang jarak orbitnya terhadap Matahari. Itu sebabnya, meskipun Bumi sedang berada jauh dari Matahari, wilayah belahan Bumi utara justru sedang mengalami musim panas.
Selain itu, saat Aphelion, Bumi bergerak sedikit lebih lambat dalam orbitnya. Ini membuat musim panas di utara sedikit lebih panjang dibanding musim dingin, tetapi tidak berdampak langsung terhadap kondisi suhu di Indonesia. (diambil dari berbagai sumber)
- Editor: Daton
