BEIJING, Pemerintah China menyuarakan protes keras atas serangan udara Israel di Doha, Qatar, yang menewaskan sejumlah anggota senior Hamas.
“China mengecam keras serangan kemarin di Doha, Qatar, dan dengan tegas menentang pelanggaran Israel terhadap integritas wilayah dan keamanan nasional Qatar,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dalam konferensi pers di Beijing, Rabu (10/9).
Serangan tersebut terjadi pada Selasa (9/9) ketika delegasi Hamas berada di ibu kota Qatar untuk membahas usulan terbaru Amerika Serikat terkait gencatan senjata di Gaza. Saksi mata menyebut beberapa ledakan mengguncang pusat Doha.
Hamas memastikan lima orang anggotanya gugur dalam serangan itu, meski delegasi negosiasi mereka selamat. Korban tewas meliputi Hammam al-Hayya—putra pemimpin Hamas Khalil al-Hayya—direktur kantor Jihad Lubad, serta tiga ajudan: Abdullah Abdel Wahid, Moamen Hassouna, dan Ahmed al-Mamlouk.
Menurut Lin Jian, tindakan Israel tersebut berpotensi memperburuk situasi kawasan. “Kami sangat prihatin bahwa serangan tersebut dapat menyebabkan eskalasi lebih lanjut di kawasan dan menentang tindakan yang diambil pihak-pihak terkait yang sengaja membahayakan perundingan gencatan senjata Gaza,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa penggunaan kekerasan tidak akan membawa perdamaian ke Timur Tengah. “Dialog dan negosiasi adalah jalan keluar yang fundamental. Sebentar lagi akan genap dua tahun sejak konflik pecah di Gaza. China dengan tegas mendesak pihak-pihak terkait, terutama Israel, untuk berupaya mengakhiri pertempuran dan melanjutkan perundingan, bukan sebaliknya,” ucap Lin Jian.
China menilai serangan Israel telah melanggar kedaulatan Qatar. “Hal ini berkaitan erat dengan posisi negara non-regional tertentu yang sangat berpihak pada isu Timur Tengah. Kami mendesak negara-negara besar tertentu untuk bertindak demi kepentingan perdamaian dan stabilitas regional, mengambil sikap yang adil dan bertanggung jawab, serta bekerja sama dengan komunitas internasional untuk memainkan peran konstruktif dalam menghentikan konflik dan meredakan ketegangan,” lanjutnya.
Hamas juga mengecam keras serangan itu, menyebutnya sebagai bentuk agresi terhadap Qatar—negara yang bersama Mesir berperan penting dalam memediasi upaya gencatan senjata serta pertukaran tahanan. Menurut Hamas, upaya pembunuhan tersebut tidak akan mengubah tuntutan mereka, yakni penghentian agresi, penarikan pasukan Israel dari Gaza, pembebasan tahanan, pengiriman bantuan kemanusiaan mendesak, dan rekonstruksi wilayah.
Qatar pun mengutuk serangan yang disebutnya “pengecut”. Kementerian Luar Negeri Qatar menilai aksi Israel sebagai pelanggaran hukum internasional sekaligus ancaman serius terhadap keselamatan warganya maupun warga asing yang tinggal di Doha.
Negara Teluk itu selama ini bersama Mesir dan Amerika Serikat berperan sebagai mediator dalam perundingan tidak langsung Israel–Hamas. Perundingan tersebut bertujuan membuka jalan bagi pertukaran tahanan dan kesepakatan gencatan senjata guna mengakhiri konflik di Gaza, yang sejak Oktober 2023 telah merenggut lebih dari 64.600 nyawa warga Palestina.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menegaskan pihaknya tidak terlibat dalam operasi militer tersebut. Ia mengatakan keputusan serangan diambil langsung oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, serta meyakinkan Qatar bahwa kejadian serupa tidak akan terulang.*
- Editor: Daton