AS Jual Delapan Drone Militer Buatan Boeing ke Indonesia

“TOTAL PENJUALAN DRONE SENILAI US$ 47 JUTA ATAU Rp665,6 M”

DENPASAR, MENITINI.COM— Pemerintahan Amerika Serikat (AS) akan menjual delapan drone militer yang digunakan untuk pengawasan ke Indonesia. Total terdapat 34 drone yang dijual AS ke Indonesia dan tiga negara lain. Drone pengawas ini akan digunakan untuk melakukan pengawasan intelejen terhadap “aktor” yang mengganggu keamanan di kawasan Laut China Selatan.

Selain Indonesia, drone ini juga akan dijual ke Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Total penjualan drone senilai US$47 juta (Rp665,6 miliar), seperti diungkap Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan, dalam acara dialog Shangri-La di Singapura, Senin (3/56), seperti dilaporkan Reuters.

Meski demikian, dalam pernyataannya Shanahan tidak langsung menyebut China terhadap “aktor” pengacau di Laut China Selatan itu. Sebelumnya, pada acara yang sama Sabtu (1/6) pekan lalu AS menyebut pihaknya tidak akan tinggal diam atas aksi China di Laut China Selatan.

BACA JUGA:  Dilaporkan tak Ada WNI yang Jadi Korban Gempa di Taiwan

Sehari sebelumnya, Jumat (31/5), Pentagon mengumumkan akan menjual 34 drone ScanEagle buatan Boeing ke pemerintah Indonesia, Malaysia, Filipina dan Vietnam.

Belakangan China mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan yang strategis, sehingga menimbulkan pertentangan dengan sejumlah negara di Asia Tenggara, seperti Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.

China juga kerap menyulut penghinaan terhadap AS dan sekutunya ketika mereka melakukan operasi Angkatan Laut di dekat pulau-pulau yang diduduki China.

Dalam keterangannya, Pentagon menyebut penjualan tersebut termasuk biaya onderdil dan perbaikan perangkat, dukungan perangkat, alat-alat, pelatihan, dan layanan dan pekerjaan teknis. Diperkirakan proyek ini akan selesai pada Maret 2022.

Dari total 34 drone, 12 drone dibeli Malaysia senilai US$19 juta. Indonesia membeli 8 drone, Filipina 8, dan 6 ke Vietnam. Pada 2018, Presiden Donald Trump merombak kebijakan ekspor senjata AS yang telah lama ditunggu.

BACA JUGA:  Taiwan Diguncang Gempa 7,4 Magnitudo

Perubahan kebijakan ini dilakukan untuk meningkatkan penjualan senjata ke negara sekutu. Selain itu, hal ini akan meningkatkan industri pertahanan AS dan menciptakan lebih banyak pekerjaan di dalam negeri.

Aturan ini akan mempermudah ekspor sejumlah senjata drone mematikan dan yang tidak mematikan. Penjualan dilakukan pada puluhan sekutu dan rekanan AS.

Drone ScanEgle yang dijual kepada negara-negara di Asia Tenggara tidak ada yang dilengkapi dengan senjata. Tapi salah satu divisi Boeing yang membuat drone, Insitu, sebenrnya memiliki drone bersenjata, RQ-21A Blackjack. Drone ini telah digunakan oleh Angkatan Laut dan Korps Marinir AS. poll/reuters

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *