CDC Rilis Rekomendasi Terbaru Hepatitis Akut

DENPASAR, MENITINI.COM – Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperbarui rekomendasinya untuk dokter dan pejabat kesehatan masyarakat mengenai wabah hepatitis akut yang tidak biasa pada anak-anak. Badan yang bekerjasama dengan WHO ini, berdasar penyelidikan pada 5 Mei, CDC dan departemen kesehatan negara bagian Amerika Serikat menyelidiki 109 anak-anak dengan hepatitis yang tidak diketahui asalnya. Dari 25 negara bagian, lebih dari setengahnya positif adenovirus. Kurang lebih 90% telah mendapat perawatan rumah sakit, dan 14% sampai harus menjalani transplantasi hati. Sedangkan 5 kematian masih dalam penyelidikan.

Update Rekomendasi CDC

Update minggu ini memberikan rekomendasi terbaru untuk mengutamakan pengujian. Hal ini mengingat hubungan potensial antara infeksi adenovirus dan hepatitis pada anak yang mengarah pada peradangan hati. Ada 2 rekomendasi yaitu pertama, mempertimbangkan pengujian khusus adenovirus untuk pasien dengan suspek hepatitis dan melaporkan kasus tersebut ke otoritas kesehatan masyarakat negara masing-masing. Kedua, pengumpulan sampel biologis meliputi darah, saluran pernapasan, dan tinja. Biopsi jaringan hati juga perlu jika ada kasus yang memerlukan biopsi atau otopsi.

BACA JUGA:  Gula Sehat Belum Tentu Lebih Sehat

Detailnya, pengujian amplifikasi asam nukleat (NAAT), seperti reaksi berantai polimerase (PCR), lebih baik untuk deteksi adenovirus sampai kepada tipenya. Untuk penyediaan sampel darah dalam medium pengawet (EDTA) dapat berupa darah utuh, plasma, atau serum. Namun lebih baik darah utuh jika memungkinkan, karena pengujian dengan PCR lebih sensitif daripada pengujian menggunakan serum atau plasma dengan PCR. Sampel dari pernapasan dapat berupa swab nasofaring, dahak, atau bilas bronkioalveolar. Untuk tinja sebaiknya berasal dari usap dubur. Sedangkan untuk jaringan hati, perlu fiksasi dengan formalin, parafin tertanam (FFPE) atau jika jaringan segar harus beku dalam media es kering atau nitrogen cair pada suhu -70 °C.

BACA JUGA:  Presiden Jokowi Pastikan Anggaran Kesehatan Dirasakan Masyarakat

Adenovirus Tipe 41

Mengacu pada kasus November 2021, dokter di rumah sakit anak Alabama memberi tahu CDC  bahwa 5 pasien anak dengan cedera hati yang signifikan memperoleh hasil positif dalam tes adenovirus. Semua anak sebelumnya sehat, dan tidak ada yang memiliki COVID-19. Artinya kemungkinan besar COVID-19 tidak mempengaruhi kejadian ini. Tak lama berselang, 4 pasien anak tambahan dengan infeksi hepatitis dan adenovirus teridentifikasi. Epidemiolog mulai menyelidiki kemungkinan hubungan antara hepatitis anak dan adenovirus. Temuan terakhir yang menunjukkan hasil seragam yaitu kehadiran Adenovirus tipe 41 pada tiap kasus konfirmasi.

Kasus hepatitis akut yang misterius mewabah pada anak-anak di seluruh dunia. Tidak hanya di Indonesia saja, seluruh penjuru dunia melaporkan kasus baru dan kematian yang terus berkembang. Penyebab hepatitis parah masih menjadi misteri dan menimbulkan spekulasi hingga sekarang walau mulai mengerucut. Beberapa kasus telah diidentifikasi secara retrospektif, sejak awal Oktober 2021. Sekitar 70% dari kasus yang menunjukkan hasil tes Adenovirus yang positif, dan pengujian subtipe terus menunjukkan Adenovirus tipe 41 sebagai biangnya. Sejauh ini kasus-kasus tersebut tidak terkait dengan penyebab hepatitis secara umum, seperti tipe A, B, C, D atau E.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *