DENPASAR,MENITINI.COM-Seorang warga negara asing (WNA) asal Amerika Serikat berinisial C.L.S. (75) ditemukan tewas gantung diri di kamar kontrakannya di Banjar Biaung, Gang Sandat Nomor 8, Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, Senin (28/4/2025) pagi.
Korban diduga mengalami depresi berat akibat penyakit yang tak kunjung sembuh. Sebelum mengakhiri hidupnya, korban sempat mengirimkan pesan WhatsApp kepada dua anak angkatnya, masing-masing berinisial D.N.S. alias M. (42) dan D.N.S. alias K. (38). Dalam pesan yang dikirim sekitar pukul 04.35 Wita dan 04.49 Wita, korban meminta mereka datang ke tempat tinggalnya dan memanggil Kelian Banjar setempat karena dirinya “sudah mati”.
“Pesan tersebut baru dibaca oleh kedua saksi sekitar dua jam kemudian. Saat mereka tiba di lokasi, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia,” ungkap Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP Ketut Sukadi.
Setibanya di lokasi, kedua saksi menemukan secarik kertas di pintu kamar korban bertuliskan, “Komang jangan masuk, saya sudah mati, panggil orang kelian banjar.” Mereka kemudian memanggil Kepala Dusun Banjar Biaung, W.S. (44), dan segera melaporkannya kepada petugas Bhabinkamtibmas setempat.
Tim dari Polsek Denpasar Timur dan Polresta Denpasar yang datang ke lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memintai keterangan sejumlah saksi. Dari hasil pemeriksaan awal, korban diduga kuat bunuh diri dengan cara mengikat leher dan menggantungkan diri di teralis kamar.
“Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan akibat benda tumpul maupun benda tajam. Korban diduga mengalami stres akibat sakit kanker usus yang dideritanya,” jelas AKP Sukadi.
Polisi juga menemukan beberapa catatan di lokasi yang diduga ditulis korban, berisi keterangan bahwa ia telah meninggal dunia dan permintaan agar pengurus rumah menghubungi pihak berwajib.
Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RSUP Prof. IGNG Ngoerah, Denpasar, untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pihak keluarga disebut telah berkoordinasi dengan Konsulat Amerika Serikat untuk proses pemakaman.
Diketahui, korban telah tinggal di rumah kontrakan tersebut selama kurang lebih 11 tahun dan hidup seorang diri. Dua saksi yang dihubungi korban diketahui sering membantu dalam kegiatan sehari-hari seperti membersihkan rumah.*
- Editor: Daton