YOGYAKARTA,MENITINI.COM-Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sekaligus Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, turun langsung menemui massa aksi di halaman Mapolda DIY pada Sabtu (30/8) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.
Kedatangan Sultan diiringi lantunan gending Raja Manggala yang diputar melalui pengeras suara. Gending tersebut biasanya dimainkan ketika Sultan “miyos” atau keluar menyambut tamu kerajaan.
Di hadapan massa, Sultan menyampaikan apresiasinya terhadap aksi yang dilakukan warga.
“Saya menghargai apa yang Anda semua lakukan. Apa yang Anda semua lakukan itu salah satu dari keinginan kita bersama untuk tumbuhnya demokratisasi di Yogyakarta. Saya pun sepakat dengan itu,” tutur Sultan seperti dikutip dari Antara.
Namun, ia menegaskan pentingnya menjaga proses demokrasi agar tidak disertai kekerasan, mengingat Yogyakarta tidak memiliki tradisi menyelesaikan persoalan dengan cara tersebut.
“Saya berharap demokratisasi itu dilakukan dengan baik untuk mendidik kita semua termasuk diri saya pun juga. Apalagi Yogyakarta ini tidak ada kebiasaan terjadi kekerasan-kekerasan di dalam membangun demokrasi,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Sultan juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang menjadi korban dalam peristiwa di Jakarta.
Sebelum bertemu massa, Sultan sempat berkoordinasi dengan Kapolda DIY Irjen Pol Anggoro Sukartono. Ia kemudian meminta delapan demonstran yang sempat diamankan aparat untuk dibebaskan.
“Saya sudah berbicara dengan bapak Kapolda, bersama saya ada delapan orang yang itu semua adalah teman-teman anda. Bersama ini juga bersama saya juga berada di sini, saya kembalikan kepada saudara-saudara. Karena itu teman anda semua,” kata Sultan.
Menurutnya, pembebasan tersebut diharapkan bisa membuka ruang dialog berkelanjutan antara masyarakat, kepolisian, dan pemerintah. Sultan juga menyatakan kesiapannya menyalurkan aspirasi warga ke pemerintah pusat.
“Kalau tenaga saya, pikiran saya dibutuhkan, silakan. Tapi saya harus dapat suratnya, karena surat itu sebagai dasar saya untuk mendiskusikan dengan pemerintah pusat,” imbuhnya.
Sebelum meninggalkan lokasi, Sultan mengajak massa untuk membubarkan diri dengan tertib.
“Mari kita sama-sama pulang dan tidur. Kita semua sudah capek. Saya kira itu saja yang bisa saya sampaikan. Jadi nanti tindak lanjutnya nanti kita bisa didiskusikan,” ucap Ngarsa Dalem.
Aksi unjuk rasa di Mapolda DIY sendiri berlangsung sejak Jumat (29/8) sore. Situasi sempat memanas pada pukul 18.00 WIB ketika massa membakar dua mobil yang terparkir di halaman Mapolda.
Selain itu, kerusakan juga terjadi pada sejumlah fasilitas, seperti gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), mesin ATM, videotron, hingga pagar markas. Pos polisi di simpang empat Condongcatur yang tak jauh dari Mapolda juga ikut dirusak massa.
Kericuhan tersebut dipicu aksi solidaritas atas meninggalnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang tertabrak kendaraan taktis Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta, Kamis (28/8) malam. (Sumber: Antara)
- Editor: Daton









