GIANYAR,MENITINI.COM-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gianyar, Bali menggelar pemilihan suara ulang (PSU) di TPS 1 Tulikup, Banjar Kembengan, Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar, Selasa (3/12/2024).
PSU tersebut dilaksanakan karena adanya pelanggaran yang dilakukan seorang warga atau pemilih setempat, mewakili istrinya untuk mencoblos.
PSU yang digelar di bale banjar itu mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Diawasi juga oleh Ketua KPU Gianyar, Ketua Bawaslu Gianyar dan Ketua Bawaslu Provinsi Bali.
Situasi pemungutan suara ulang ini berlangsung agak lengang, tidak seperti pada pemilihan sebelumnya.
Ketua KPU Gianyar, I Wayan Mura mengatakan, PSU ini menindaklanjuti hasil temuan Bawaslu Gianyar, terkait adanya pelanggaran pencoblosan saat pemilihan serentak 27 November lalu.
“Hasil dari temuan Bawaslu, ada yang melakukan pelanggaran, yakni mewakili istrinya mencoblos. Dilakukan oleh satu orang saja,” ujarnya.
Pada TPS 1 Tulikup ini sebanyak 448 orang. Dengan jumlah tersebut tidak berdampak terhadap suara kemenangan calon. Pasalnya, berdasarkan data yang tersebar, raihan suara Paslon dalam Pilkada 2024 ini Jomblang. Yakni, Paket Aman untuk Pilkada Gianyar meraih suara 81 persen dan Paket Koster- Giri meraih suara 82 persen di Kabupaten Gianyar.
Jikapun calon lawan Paket Aman dan Koster-Giri menang di telak di TPS ini, maka tidak akan berpengaruh signifikan terhadap raihan suara menyeluruh. Mura menegaskan bahwa PSU merupakan salah satu cara pihaknya untuk mencerdaskan pemilih, dan untuk memastikan bahwa suara yang tercatat merupakan suara yang murni dari masyarakat.
“Kita tidak melihat persentase, tapi kita ingin mengedukasi bahwa suara yang tercatat dalam data KPU adalah suara murni masyarakat,” tandasnya.
Ketua Bawaslu Gianyar, I Wayan Hartawan membenarkan bahwa PSU dilakukan karena ditemukan adanya pelanggaran. Pihaknya pun berharap hal ini menjadi pelajaran masyarakat, supaya tidak melakukan pelanggaran pemilu. Sebab yang dirugikan bukan hanya diri sendiri, tetapi juga orang lain.
“Seharusnya masyarakat sudah bisa beraktivitas seperti biasa, dan hanya tinggal menunggu hasil pemilu kemarin. Tapi karena kesalahan satu orang, semua harus kembali meluangkan waktunya ke TPS, tentu hal ini merugikan banyak pihak. Mudah-mudahan ke depan hal seperti ini tidak terulang kembali,” ujarnya.
- Editor: Daton