KARANGASEM, MENITINI.COM– Sepasang wisatawan mancanegara (wisman) berciuman mesra saat berpose di Candi Bentar Pura Lempuyang di Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Senin (24/7). Video tersebut memantik sejumlah reaksi warganet di media sosial karena kejadian tersebut telah menodai kesucian Pura Lempuyang.
Dalam video tersebut, terlihat awalnya sepasang WNA itu hanya berfoto biasa. Setelah itu, yang laki-laki kemudian berlutut seperti sedang mengungkapkan cinta dengan memberi sebuah cincin. Setelah cincin diterima dan dipasang, keduanya berdiri dan berciuman mesra dalam beberapa detik.
Terkait aksi wisman berciuman itu, Bendesa Purwayu, Jero Mangku Jati, yang dimintai konfirmasi membenarkan. Dia sangat menyayangkan peristiwa itu, padahal pihak desa sudah berusaha memandu para wisatawan. Bahkan di setiap titik kawasan yang merupakan tempat kunjung bagi wisatawan, disediakan papan edukasi sebagai petunjuk kepada para wisatawan supaya mereka tertib berwisata.
“Bule (wisman-red) itu berfoto kejadiannya dua hari lalu, Senin (24/7). Kami lalai karena bule tersebut mengajak salah seorang rekan melakukan aktivitas foto ciuman secara diam-diam. Pemandu kami saat itu lalai, sehingga bule tersebut beraksi dengan pose yang tidak sopan,” sesalnya, Rabu (26/7) kemarin.
Menyikapi insiden itu, ia mengatakan sudah melakukan paruman untuk segera melakukan upacara (pengerebuan) pembersihan dalam waktu dekat. Terlebih lagi hal ini beredar di medsos, supaya tidak memperuncing situasi di dunia pariwisata.
Dia melanjutkan, para wisatawan sudah diberi informasi ketika masih berada di parkiran Kemuda. Setelah itu selama di dalam bus menuju Pura Lempuyang, oleh para pemandu, juga diberi informasi terkait larangan selama berada di Pura Lempuyang.
Ketua PHDI Kabupaten Karangasem, Ni Nengah Rustini, juga menyayangkan hal tersebut. Dia berharap para pendamping tamu yang berwisata ke tempat-tempat suci atau kawasan suci, hendaknya lebih memperketat pengawasan. Jangan sampai wisatawan berbuat porno dan nyeleneh di kawasan suci.
“Kita harus tetap menjaga kesucian tempat suci dan menjaga adat dan budaya Bali yang adiluhung, untuk dapat terciptanya masyarakat yang santi jagadhita. Jadi, saya harap kejadian seperti ini tidak terulang lagi ke depan,” tegasnya menandaskan. (M-003)
- Editor: Daton
Berita lainnya:
- Dinilai Izin Trayek Tidak Beraturan, Puluhan Sopir Angkot Hunut-Passo Protes di Balai Kota Ambon
- Babi di Bali Langka, Harga Tembus Rp100 Ribu per Kg
- Hasil Lelang Jabatan Sekda Badung, Nilai Agus Aryawan dan Surya Suamba Beda Tipis
- Dinas Perhubungan Periksa Kelaikan Kendaraan Jelang Liburan Natal dan Tahun Baru
- Sekolah di Denpasar Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem