Peran teknologi?
Teknologi terus memberikan terobosan yang positif, untuk berkenalan dengan mereka yang berusia di bawah 30 tahun melalui aplikasi kencan. Lebih dari setengahnya (55%) pernah menjalin hubungan serius dengan seseorang yang mereka temui di Tinder, sementara 37% lainnya mengenal seseorang yang menjalin hubungan serius lewat aplikasi.
Tetapi bagaimana para generasi melek digital berusia 18-25 tahun memandang teknologi dan dunia kencan? Selalu ada ekspektasi bahwa teknologi harus mudah dan intuitif. Tinder merupakan pilihan utama untuk membuat kencan menjadi sederhana, aman, dan menyenangkan. Member tidak perlu lagi menduga-duga siapa yang menyukai profil mereka (dan yang tidak) semudah dengan meletakkan kekuatan di telapak tangan untuk mengendalikannya.
Menurut para Gen Z, teknologi dapat menjadi sia-sia kecuali bisa memenuhi dan memuaskan kebutuhan. Sementara itu, generasi muda yang lajang juga sangat antusias dengan peluang yang dihadirkan oleh teknologi AI, karena tidak harus mengorbankan aspek realita. Gen Z senang teknologi AI dapat membantu mereka dalam membangun profil kencan (34%), namun di saat bersamaan, hanya sedikit member Tinder yang tertarik pada profil yang hanya diisi secara otomatis, dan tidak memiliki keaslian yang sangat dijunjung tinggi oleh para member.4 Mungkin aset teknologi AI yang paling berguna adalah sebagai ‘teman online yang bisa diandalkan’ karena kebanyakan para lajang berusia 18-25 tahun setuju bahwa Gen AI dapat membantu sebagai langkah awal untuk mengatasi kesulitan dalam membuat bio, serta rasa canggung dalam memulai percakapan. *
- Editor: Daton