SINGARAJA,MENITINI.COM-Memperingati Hari Disabilitas Internasional atau International Day of Person With Disabilities (IPDP) 2023, Yayasan Kaki Kita Senusantara (YKKS) menggelar kegiatan perayaan bersama dengan warga penyandang disabalitas, bertempat di Workshop Karfa, Banjar Kelod, Desa Bengkala, Buleleng, Senin (4/12/2023).
Acara yang ditandai dengan tiup lilin oleh warga penyandang disabilitas yang tampak riang gembira itu juga dihadiri oleh Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, DLH Kabupaten Buleleng, PLN, Direktur PT Mulia Karfa Indonesia, dan beberapa organisasi penggerak sosial, serta beberapa organisasi disabilitas.
Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan kaki palsu kepada seorang warga berasal dari Toli Toli Sulawesi Tengah Takrim Asigi oleh dr. Maria Wahyu Daruki mewakili Direktur Utama PT. Mulia Karfa Indonesia Putu Ivan Yunatana.
Dalam sambutannya, Ketua YKKS, Adit mengatakan program yang digalakkan oleh yayasannya adalah merawat orang diabetes yang tidak mampu, dimana saat ini Indonesia merupakan negara nomor 5 kasus diabetes terbesar di dunia, dan sebagian besar penderitanya adalah dari kalangan ekonomi kurang mampu.
Program yang kedua, kata Adit adalah pemberian kaki palsu. Saat ini di Indonesia berdasarkan laporan, setiap hari terdapat kasus dimana kaki yang harus diamputasi.
Program ketiga adalah pemberdayaan kaum disabilitas. Progam ini, kata Adit akan memberdayakan orang-orang disablitas setelah diberikan kaki palsu, akan mampu beraktivitas kembali. Seperti misalnya di Workshop Karfa (PT. Mulia Karfa Indonesia) sendiri dalam kegiatannya mengolah bahan baku dari sampah plastik menjadi produk-produk bernilai ekonomis melibatkan sebanyak 8 orang tenaga disabilitas.
Bukan itu saja, kata Adit dalam menyiapkan acara perayaan hari disabilitas yang baru pertama kali selenggarakan itu, mulai dari penyiapan dan petugasnya adalah orang-orang dengan disalitas.
Sementara seorang penyandang disabitas yang sudah diberdayakan di PT. Mulai Karfa Indonesia, berasal dari Flores Nusa Tenggara Timur (NTT) Paskalis Kambe menyampaikan harapannya. Ia menginginkan agar banyak penyandang disabilitas yang bisa bekerja di tempat dirinya bekerja saat ini, dan bisa lebih banyak megembangkan pembuatan kaki palsu dari sampah plastik. Paskalis juga mengharapkan agar nantinya mereka yang bekerja di tempat tersebut bisa mendapatkan perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan. “Kami pingin sekali untuk punya BPJS tenaga kerja,” harapnya yang disambut oleh tepuk tangan oleh rekan-rekannya.
Penerima kaki palsu Takrim Asigi mengungkapkan kegembiraannya usai dirinya mendapatkan bantuan kaki palsu dari PT. Mulia Karfa Indonesia. Untuk mendapatkan kaki palsu tersebut ia harus berada di Bali selama 2 minggu. Itu digunakan untuk pengukuran dan pembuatan.
“Dengan kaki palsu ini, sangat membantu saya pribadi, dan kepada kaum difabel, mungkin kedepannya juga akan mendapatkan kaki palsu seperti ini, apakah itu dari yayasan atau lembaga-lembaga lain,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, yang diwakili oleh Kabid Resouce Maman Wahyudi menyampaikan hari disabilitas merupakan bentuk penghormatan, perlindungan, terhadap penyandang disablitas. Peringatan tersebut, katanya untuk menggerakkan seluruh masyarakat bahwa di sekitar, ada kaum disabilitas yang harus juga mendapatkan kesetaraan dan martabat yang sama dengan warga lainnya.
Direktur Utama PT. Mulia Karfa Indonesia dalam sambutannya mengatakan kegiatannya di tempat tersebut adalah megolah bahan baku daur ulang sampah plastik khususnya jenis HDPE (High density polyethylene) maupun PP (Polypropylene) menjadi sebuah produk yang nantinya punya nilai manfaat baik secara aspek sosial, lingkungan maupun ekonomi.
Konsepnya, kata pria yang juga sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI) Bali-Nusra itu adalah mengelola lingkungan yanga bertanggung jawab dan berkelanjutan. “Bertanggung jawab adalah, selama ini sampah-sampah plastik yang disia-siakan dan dibuang, di tempat ini kami mengelolanya menjadi papan, yang bisa dijadikan bahan kursi dan sebagainya,” katanya. Sementara pengelolaan berkelanjutan, menurutnya adalah ada nilai ekonomisnya. Untuk produk-produk yang dihasilkan sudah banyak dipesan dari hotel maupun perusahaan-perusahaan lainnya.
Dalam perusahaan tersebut, kata Putu Ivan, misinya adakah memberdayakan penyandang difabel. Saat ini sudah terdapat 8 tenaga kerja yang merupakan orang penyandang difabel. (M-011)
- Editor: Daton