BADUNG,MENITINI.COM- Pemerintah Kabupaten Badung meluncurkan Gerakan Serentak (Gertak) Pencegahan Stunting yang dirangkaikan dengan pengukuran bayi, balita, dan ibu hamil di seluruh Posyandu se-Kabupaten Badung. Kegiatan yang dipusatkan di Banjar Pande, Kelurahan Sempidi, Mengwi, Kamis (6/11/2025), ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2025 tentang Pelaksanaan Pengukuran Serentak Pencegahan Stunting.
Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa mengatakan, kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi langkah nyata pemerintah untuk memastikan data stunting di Badung akurat dan kredibel. “Melalui pengukuran serentak ini, kita ingin memastikan intervensi penanganan stunting berjalan tepat sasaran. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan masyarakat. Karena itu, mari kita manfaatkan layanan kesehatan yang telah disediakan secara gratis oleh Pemkab Badung,” ujarnya.
Berdasarkan data Sigizi Kesga per 1 November 2025, kegiatan ini menargetkan 9.413 balita dan 3.413 ibu hamil di seluruh wilayah Badung. Tahapan pelaksanaan meliputi pendataan, penimbangan, pengukuran, verifikasi, edukasi, hingga intervensi gizi secara serentak di semua Posyandu.
Bupati Adi Arnawa menyampaikan apresiasi kepada tenaga kesehatan, kader Posyandu, dan masyarakat yang aktif terlibat dalam kegiatan ini. Ia menegaskan pentingnya pengawasan langsung agar pelaksanaan di lapangan sesuai dengan kebijakan. “Saya sengaja datang untuk memastikan program ini berjalan dengan baik. Kadang laporan di atas kertas sudah bagus, tetapi di lapangan belum tentu demikian. Setelah saya lihat, pelaksanaannya di sini tertib dan baik. Ini patut dipertahankan,” katanya.
Lebih lanjut, Bupati menekankan pentingnya peran keluarga dalam menjaga kesehatan ibu dan anak sebagai langkah pencegahan stunting sejak dini. “Asupan makanan dan pola gizi harus diperhatikan. Pemerintah sudah menanggung seluruh biaya pelayanan kesehatan. Banyak daerah lain belum mampu seperti Badung. Karena itu, mari kita jaga kesehatan agar usia harapan hidup masyarakat terus meningkat,” tambahnya.
Adi Arnawa juga mengingatkan masyarakat agar aktif melakukan pengawasan terhadap mutu layanan publik dan tidak ragu melapor jika menemukan pelayanan yang kurang optimal. “Kalau pelayanan tidak berjalan sebagaimana mestinya, laporkan langsung ke Kontak Bupati. Tim saya akan segera berkoordinasi dengan rumah sakit atau puskesmas terkait,” tegasnya. Ia menyebut, saat ini usia harapan hidup masyarakat Badung telah mencapai 74–75 tahun, sebagai indikator keberhasilan pembangunan kesehatan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dr. Made Padma Puspita menyampaikan bahwa Pemkab Badung telah menyiapkan sistem layanan kesehatan terintegrasi berbasis data dan teknologi. “Kami memiliki Call Center dan Safety Center yang bisa diakses masyarakat untuk konsultasi atau pelaporan cepat. Ada 24 fitur layanan kesehatan digital yang sedang dikembangkan, termasuk layanan telemedicine agar masyarakat bisa langsung berkonsultasi dengan dokter spesialis tanpa harus datang ke rumah sakit,” jelasnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Camat Mengwi I Nyoman Suhartana, perwakilan camat se-Badung, Ketua Forum Perbekel dan Lurah se-Kabupaten Badung, serta masyarakat penerima manfaat.*
- Editor: Daton









