Pemilu Berakhir, Mari Kelola Dampak Psikologis Pasca Pemilu

DENPASAR, MENITINI.COM – Pemilihan umum, sebagai bagian dari sistem demokrasi dapat memberikan dampak yang mendalam tidak hanya pada politik, tetapi juga pada kesejahteraan mental individu. Individu yang kita bicarakan disini tidak hanya perorangan namun terkait bangsa keseluruhan. Artikel hari ini akan mengeksplorasi dampak psikologis pasca pemilu dan upaya yang dapat diambil untuk mengelola stres dan ketegangan. Sebelumnya, mari kita berkenalan dengan aspek yang mempengaruhi kejadian stress atau kecemasan pasca pemilu.

4 Aspek Terkait Kesejahteraan Psikologis Masyarakat

Tanpa kita sadari, euforia pemilu menimbulkan percikan ketegangan disana sini. Bahkan pada lingkup yang lebih kecil seperti pada keluarga inti kita. Dalam fase pasca pemilu, terdapat berbagai aspek dapat memainkan peran dalam memengaruhi kesejahteraan psikologis masyarakat. Menyarikan dari jurnal terkait, jika kita kelompokkan aspek tersebut meliputi:

1. Ketegangan Politik dan Kecemasan

Pemilu seringkali diwarnai oleh ketegangan politik yang tinggi. Setelah pemilihan berakhir, masyarakat dapat mengalami tingkat kecemasan yang lebih tinggi akibat ketidakpastian mengenai arah politik dan kebijakan baru. Individu yang terlibat secara emosional dalam proses politik mungkin mengalami stres pasca pemilu.

BACA JUGA:  Ganjar Sebut Demokrasi Indonesia Berjalan di Rel Keliru, Ini Alasannya

2. Polarisasi Masyarakat

Pemilu sering memperkuat polarisasi di masyarakat, memecahnya menjadi kubu-kubu yang berbeda. Pasca pemilu, kondisi ini menciptakan suasana sosial yang tegang dan membuat hubungan antarindividu menjadi lebih rumit. Dampak psikologisnya melibatkan perasaan terisolasi, kesulitan berkomunikasi, dan terkadang, konflik interpersonal.

3. Dampak Kekalahan dan Kemenangan

Hasil pemilu, terutama jika kontroversial, dapat memiliki dampak yang berbeda pada pendukung dan penentang kandidat yang menang. Mereka yang mendukung kandidat yang kalah mungkin mengalami rasa kekecewaan, kehilangan, dan bahkan amarah. Sisi lainnya, pendukung yang merayakan kemenangan kandidat favorit mereka mungkin mengalami kegembiraan yang ekstrem, yang juga dapat memicu reaksi emosional.

4. Ketidakpastian Masa Depan

Ketidakpastian mengenai masa depan politik dan sosial pasca pemilu dapat menjadi sumber kecemasan. Individu dan masyarakat mungkin merasa tidak yakin tentang janji kampanye dan implementasinya. Lebih lanjut bagaimana itu akan memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka kedepannya. Kondisi ini dapat menciptakan rasa tidak aman dan kekhawatiran akan masa depan.

BACA JUGA:  Pelindo Kembangkan Water Taxi di Pelabuhan Benoa

Upaya Mengelola Dampak Psikologis Pasca Pemilu

Secara tidak sadar, sebagian besar dari kita menjadi kaum terdampak akibat gangguan psikologis pasca pemilu. Namun, ada beberapa upaya mengelolanya supaya tidak berlarut-larut. Tentu tidak bisa hanya sendiri ya, namun juga melibatkan komunitas dari lingkup terkecil Anda ataupun tenaga kesehatan kompeten.

  • Pendidikan dan Kesadaran Emosional
    Pendidikan mengenai kesehatan mental dan kesadaran emosional dapat membantu individu memahami dan mengelola reaksi emosional mereka terhadap hasil pemilu. Tentunya tidak mudah dan memerlukan pendekatan beberapa kali.
  • Dialog dan Pembicaraan Terbuka
    Mendorong dialog dan pembicaraan terbuka antaranggota masyarakat dapat membantu meredakan ketegangan dan membangun pemahaman bersama. Perlu penekanan kembali bahwa sejatinya semua harus tetap solid dalam kebhinekaan.
  • Aktivitas Pemulihan Psikologis
    Menawarkan kegiatan atau program yang mendukung pemulihan psikologis, seperti kelompok dukungan atau layanan kesehatan mental, dapat memberikan wadah untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan.
  • Promosi Kesetaraan dan Empati
    Mendorong sikap kesetaraan dan empati dapat membantu mengurangi polarisasi dan menciptakan lingkungan sosial yang lebih inklusif.
BACA JUGA:  Parkir Sembarangan, 19 Kendaraan Ditempeli Stiker

Dalam menghadapi dampak psikologis pasca pemilu, penting untuk menyadari kompleksitas perasaan yang muncul dan mencari solusi bersama. Dengan menerapkan upaya ini, kita sebagai masyarakat dapat bergerak menuju pemulihan psikologis dan membangun fondasi yang lebih kuat untuk masa depan yang lebih baik. Yuk bisa yuk! (M-010)