GIANYAR,MENITINI.COM-Sejumlah pelanggan PDAM Tirta Sanjiwani Gianyar mengeluhkan air yang mengalir ke rumah mereka berbau kaporit. Hal ini ketahuan dari masakan yang dibuat, seperti nasi dan kopi, yang berbau kaporit.
Salah seorang pedagang nasi di wilayah Blahbatuh mengaku menjadi konsumen air PDAM selama ini. Namun, bau kaporit kali ini cukup parah. Nasi yang dia jual saat ini akhirnya berbau kaporit, yang membuatnya khawatir akan mempengaruhi citra dagangannya. “Bau kaporit saat ini lebih menyengat saat dimasak,” keluh pedagang yang tidak mau disebut namanya.
Hal yang sama juga dituturkan warga Ubud, yang berkata kopi yang dibuat berbau kaporit. Dia sebelumnya biasa memakai air sumur bor, tapi ketika memakai air PDAM airnya berbau kaporit.
Dari penelusuran di lapangan, belum bisa dipastikan semua air PAM di rumah masyarakat berbau kaporit. Sebab, menurut warga, pada siang hari baunya mulai menurun. Yang paling keras tercium saat pagi hari ketika digunakan memasak. “Biasanya pagi (baunya keras) hari saat digunakan merendam beras dan buat kopi,” ujar salah seorang warga.
Kabar baiknya, hingga kini belum ada laporan masyarakat mengalami gangguan kesehatan gegara mengonsumsi air berbau kaporit tersebut.
Dirut PDAM Gianyar, Made Sastra Kencana, belum bisa dimintai komentar terkait hal tersebut. Sementara Humas PDAM Gianyar, Desak Nyoman Mahayoni, Rabu (24/8) kemarin mengaku pihaknya sedang melakukan cek lab. Dari hasil tim lab yang diturunkan, kadar klorin/kaporit masih berada di ambang batas yakni 0,9 mg/ltr. Dalam peraturan Menteri Kesehatan batasnya 0,2 sampai 1 mg/ltr.
Menurut tim lab, diakui ada sedikit kelebihan. Sebelum-sebelumnya kadar klorin/kaporit ada di 0,8 mg/ltr. “Untuk menghilangkan bau kaporit, masyarakat bisa menampung dulu airnya sebelum dipergunakan. Kalau ditampung satu jam saja, bau kaporitnya sudah hilang karena akan mengendap. Kalau langsung dipakai baunya memang agak menyengat,” jelasnya. M-003