Lima Jam Evakuasi 30 Ton Sampah di Pantai Dreamland

BADUNG,MENITINI.COM-Sekitar 30 ton sampah kiriman yang terjebak di loloan Pantai Dreamland dievakuasi petugas DLHK Badung, Dinas PUPR Badung dan komunitas Sungai Watch pada Jumat (22/3/2024).

Proses pengangkutan sampah dari loloan cukup menantang, yaitu dengan menggunakan papan surfing maupun kano. Hal itu dikarenakan kondisi loloan yang cukup dalam.

Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung, AA Gede Dalem mengatakan penanganan sampah kiriman yang terjebak di loloan Pantai Dreamland  memerlukan metode khusus karena lokasi medan yang terjal.

Pendekatan penanganan sampah cukup unik, yaitu dengan menggunakan kano dan menggiring sampah mendekat ke alat berat dan diangkut ke dalam truk.

“Penanganan sampah yang terjebak di loloan kita lakukan bersinergi. Dari Sungai Watch menerjunkan sekitar 80an orang, kami dari DLHK sekitar 15 orang, PUPR sekitar 15 orang dan dari desa adat. Alat yang kita kerahkan yaitu 2 unit excavator, dan 10 truk. PUPR juga menerjunkan armada truk membantu pengangkutan,” terangnya.

BACA JUGA:  1000 Tukik dan 1000 Burung akan Dilepas di KEK Bali Sambut WWF Ke-10

Dari upaya pembersihan, total sekitar 30 ton sampah kiriman yang terjebak telah diangkut. Adapun komposisi sampah tersebut berupa 30 persen plastik dan 70 organik berupa kayu dan ranting.

Penanganan sampah dilakukan sampai kondisi loloan bersih, dengan estimasi waktu dari jam 9 pagi-2 siang atau selama 5 jam. Kondisi itu dinilai relatif cepat, sebab berdasarkan pengalaman biasnaya penanganan sampah tersebut tahun lalu bisa sampai 2 hari. “Jadi yang banyak terjun ke loloan itu dari Sungai Watch, sebab mereka lebih berpengalaman untuk membersihkan sungai dan memiliki alat yang mumpuni dalam penanganan sampah di sungai. Kami bersama PUPR mengevakuasi. Sampah tersebut kemudian dipilih dan dibawa sesuai jenisnya,” ujarnya.

 Untuk sampah organik akan dibawa dan diproses ke Pusat Daur Ulang (PDU) Mengwitani untuk dijadikan kompos. Sedangkan sampah plastik dikirim ke fasilitas Sungai Watch untuk didaur ulang. Ia mengapresiasi keterlibatan komponen atau komunitas peduli lingkungan yang ikut bersinergi menangani permasalahan sampah.

BACA JUGA:  Puncak Musim Kemarau di Bali Diperkirakan pada Juli-Agustus

Sebab masalah sampah pada intinya merupakan tanggungjawab bersama dan tidak bisa diselesaikan  oleh pemerintah semata. Ia juga berterimakasih kepaada tim Sungai Watch yang telah memasang trash boom di sungai-sungai yang berpotensi mengalirkan sampah tinggi ke laut. 

Karena sampah tersebut merupakan sampah kiriman yang bersumber dari laut, ia mengajak seluruh masyarakat untuk lebih bertanggung jawab dalam pengelolaan dari sumber.

Jangan membuang sampah ke media lingkungan, karena hal itu berpotensi merusak ekosistem, mencemari kelestarian lingkungan, menjadi citra buruk bagi pariwisata termasuk berpotensi menjadi ancaman bagi kesehatan.

Semsntara, pendiri Sungai Watch Gary Bencheghib mengaku bahwa pihaknya hampir setiap tahun membersihkan sampah kiriman di loloan Pantai Dreamland. Tahun ini proses penanganan sampah tersebut diperkuat oleh kerjasama dari berbagai pihak, baik dari tim mangrove, tim kapal, tim cargo dan Santai.

Mereka berkolaborasi dengan Pemkab Badung melalui DLHK dan Dinas PUPR yang menyediakan alat berat. “Kondisi sampah tahun ini tidak se-ekstrim tahun sebelumnya. Tapi ini menunjukkan bahwa tingkat polusi yang signifikan dengan sampah yang tersebar di kedalaman hampir 3 meter di beberapa bagian muara,” ungkapnya.

BACA JUGA:  BBMKG Keluarkan Peringatan Dini, Gelombang Tinggi, Hujan Lebat Disertai Angin Kencang Tiga  Hari

Sampah plastik yang ditangani akan dipilah dan akan didaur ulang menjadi papan atau kursi di rumah produksi yang tersebar di beberapa tempat seperti Ketewel Gianyar, Tabanan, dan sekitarnya. Hasil pengolahan sampah plastik itu akan dijual untuk membiayai kegiatan yang dilakukan.

Pihaknya mengaku akan terus berdedikasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan lestari, menunjukkan pentingnya kolaborasi dan partisipasi aktif dari semua pihak dalam menjaga kebersihan alam.

“Saya berharap warga bisa mengolah sampah yang digunakan. Kita harus mengurangi sampah dari diri sendiri agar alam kita tidak lagi kotor seperti ini. Saya minta masyarakat berpikir dua kali kalau ke pasar jangan pakai kantong plastik atau jangan lagi pakai botol plastik agar dunia kita lebih alami,” imbaunya. (M-003)