Lestarikan Adat dan Budaya Bali, Desa Bongkasa Gelar ‘Festival Seni & Budaya ABS’

Pembukaan Festival Seni dan Budaya ABS Desa Bongkasa Kecamatan Abiansemal, Badung Bali
Penyerahan Keris menandai dibukanya Festival Seni dan Budaya ABS Desa Bongkasa Kecamatan Abiansemal, Badung Bali, Jumat (16/12/2022). (Foto: M-011)

BADUNG,MENITINI.COM – Festival Seni dan Budaya ABS (Aksara, Bahasa dan Sastra) digelar di di Yellow Comunity Garden, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung selama dua hari, 16-17 Desember 2022. Festival dibuka secara resmi oleh Penglinsir Puri Agung Peliatan Ubud Tjokorda Putra Nidya, didampingi Penglinsir Puri Blahbatuh Gianyar Anak Agung Ngurah Alit Kakarsana, Camat Abiansemal serta tokoh masyarakat Desa Bongkasa, Jumat (16/12/2022).

Ketua Panitia Festival Seni dan Budaya ABS, I Nyoman Sugita dalam keterangannya menjelaskan, kegiatan untuk memberikan edukasi dan mencari bibit-bibit generasi dari anak-anak dan remaja, untuk nantinya dapat mengimplementasikan seni budaya dan tradisi yang mereka miliki, terutama adat Bali dan agama yang ada di Bali.

BACA JUGA:  Gaji Karyawan Perumda Pasar MGS Terancam Tidak Dibayar
Advertisements

“Jadi, edukasi memberikan pemahaman kepada generasi. Sebagai instansi pemerintahan, sebagai penyuluh bahasa Bali, keterikatan dengan yowana (pemuda-pemudi, red) paiketan yowana kecamatan dan yowana-yowana yang ada di Desa Bongkasa maupun Desa Bongkasa Pertiwi,” ujarnya sambil menambahkan kegiatan diharapkan memiliki ouput yang jelas di dalam melestarikan adat dan budaya, tradisi, seni dan agama sebagai akar masyarakat Bali yang hakiki.

Peserta festival yang kegiatannya diawali dengan jalan santai sambil memungut sampah itu terdiri dari anak-anak PAUD, murid-murid Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Untuk PAUD kata Sugita, lebih pada pengenalan kebahasaan, untuk SD memberikan pembelajaran berbusana adat Bali ke pura yang baik dan benar. Tujuannya supaya mereka paham sebagai masyarakat Bali mempunyai ciri khas cara berpakaian agar bisa diterima oleh masyarakat luas dan sebagai destinasi wisata yang sudah dikenak di kancah internasional.

Sementara untuk tingkat SMP akan diberikan pengenalan budaya Melontar. Melontar dilakukan orang-orang terdulu dalam menuliskan pengetahuan-pengetahuan dalam aksara Bali. Siswa SMP diberikan cara bagaimana menulis dan membaca serta proses bagaimana daun Lontar bisa dijadikan sarana untuk menulis.

Para pelajar tingkat SD, SMP dan SMA mengikuti pembukaan Festival Seni dan Budaya ABS. (Foto: M-011)

Untuk siswa SMA, jelas Sugita, diberikan edukasi tentang lingkungan, bagaimana memiliah sampah organik dan anorganik serta membuat kerajinan dari sampah plastik yang dapat mempunyai nilai jual. “Jadi ada kreativitas yang bisa memberikan topangan ekonomi kepada mereka dan juga memberikan pembelajaran bagaimana menggunakan konsep Tri Hita karana,” ujarnya.

Dalam festival tersebut nantinya juga akan diadakan beberapa agenda diantaranya demonstrasi musikalisasi, lomba busana adat ke pura, pengenalan band yang dibina oleh Yellow Comunity, nyurat sastra lontar, menggambar kebaya, mengolah sampah plastik, kreatifitas disabilitas, serta seminar tentang tri hita karana. (M-011)