GIANYAR,MENITINI.COM-Gianyar mencatat tingkat konsumsi ikan terendah di Bali, dengan rata-rata hanya 39,6 kg per kapita pada tahun 2023. Angka ini jauh di bawah rata-rata nasional yang mencapai 57,6 kg per kapita, bahkan lebih rendah dari rekomendasi ideal sebesar 72 kg per kapita untuk pemenuhan nutrisi yang optimal.
Sebagai perbandingan, Kabupaten Jembrana telah melampaui rata-rata nasional dengan konsumsi ikan sebesar 60 kg per kapita. Sementara itu, Kabupaten Tabanan (40 kg), Denpasar (41 kg), dan Bangli (41 kg) juga memiliki tingkat konsumsi ikan yang rendah. Hal ini cukup ironis mengingat Bali memiliki sumber daya perikanan yang melimpah, baik dari laut maupun perairan tawar.
Padahal, ikan dikenal sebagai sumber protein berkualitas tinggi yang sangat baik untuk kesehatan dan kecerdasan. Kandungan asam lemak omega-3 dalam ikan berperan penting dalam perkembangan otak, meningkatkan daya ingat, serta mengurangi risiko penyakit jantung. Selain itu, ikan juga kaya akan vitamin dan mineral yang mendukung pertumbuhan anak serta menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Produksi ikan di Gianyar sendiri belum mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakatnya. Dengan luas kolam air tawar mencapai 38,6 hektare, produksi ikan air tawar hanya sekitar 1.132 kg per tahun, sementara hasil tangkapan ikan laut sekitar 1.998 kg per tahun.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat ikan, Dinas Ketahanan Pangan dan Kelautan Kabupaten Gianyar terus menggalakkan program edukasi, terutama di sekolah-sekolah dari tingkat SD hingga SMA. Selain itu, lomba kuliner berbahan dasar ikan serta sosialisasi kepada ibu-ibu PKK juga digencarkan agar konsumsi ikan menjadi bagian dari pola makan keluarga.
- Editor: Daton