Kawasan Pariwisata Kuta Diintai Demam Berdarah, Desa Adat Lakukan Ini di 14 Lingkungan

KUTA, MENITINI.COM-Mengantisipasi kasus DBD (Demam Berdarah Dangue) yang saat ini terus meningkat, kegiatan fogging mulai digalakkan di Kecamatan Kuta Selasa (2/4/2024).

Fogging perdana mulai dilakukan di wilayah Kelurahan Kuta, dengan sasaran awal Lingkungan Banjar Segara. Kegiatan tersebut cukup efektif menekan kasus DBD di Kuta, disamping edukasi yang terus dilaksanakan di masyarakat.

Ketua LPM Kelurahan Kuta, Putu Adnyana menerangkan kegiatan fogging merupakan program tahunan yang dilaksanakan saat musim pancaroba (peralihan musim hujan ke musim kemarau.

Hal itu dilakukan guna menekan angka kasus DBD di kelurahan Kuta. Semenjak fogging dilaksanakan, kasus DBD di Kelurahan Kuta berangsur menurun, walaupun tidak bisa hilang.

BACA JUGA:  Diduga Culik Bocah di Ungasan, Bule Amerika Diamankan Polisi

Selain itu, edukasi juga terus dilakukan agar masyarakat lebih peduli kebersihan lingkungan. “Secara kecenderungan kasus DBD di Kuta dari tahun ke tahun terus menurun sejak dilakukan fogging. Kami juga intensifkan edukasi pentingnya menjaga kebersihan, utamanya di masa peralihan musim hujan ke musim kemarau (pancaroba),” ungkapnya dikonfirmasi via telepon.

Tahun ini kegiatan fogging dialokasikan dari anggaran Pemda Badung melalui kelurahan. Sebelumnya, kegiatan tersebut dilakukan secara swadaya oleh LPM Kuta bersama dengan tokoh masyarakat.

Fogging akan dilakukan selama sebulan, dengan sasaran 14 lingkungan kelurahan di Kuta. Untuk tahap awal, fogging dilaksanakan di lingkungan Banjar Segara, dilanjutkan ke lingkungan Banjar Anyar sampai terakhir di lingkungan Abianbase.

BACA JUGA:  Patung Speed Jokowi Jadi Daya Tarik Wisatawan di Mandalika

Kegiatan fogging di masing-masing lingkungan diakuinya tidak bisa dilakukan dalam kurun waktu sehari. Sebab hal itu tergantung dari cakupan luasan wilayah dan kepadatan penduduk.

Waktu pelaksanaan fogging dilakukan dari pukul 06.00 – 09.00 Wita. Adapun alokasi anggaran untuk fogging tahun ini senilai Rp50 juta selama 1 periode di seluruh wilayah Kelurahan Kuta.

Anggaran tersebut dipergunakan untuk BBM, obat fogging dan honor tenaga. Sedangkan alat fogging sudah dimiliki kelurahan, serta meminjam kepada warga yang punya dan meminjam di Kelurahan Tuban.

“Sejauh ini ada 1 kasus DBD di Kuta, yaitu di Jalan Nyangnyang Sari. Itu sudah diatensi puskesmas dengan melakukan penyemprotan radius 100 meter dari lokasi kasus. Jadi kita di Kuta sifatnya double, antisipasi kita lakukan dan penanganan juga dilakukan puskesmas,” jelasnya.

BACA JUGA:  Angela Tanoesoedibjo Dorong Peningkatan Kualitas Tata Kelola Destinasi Wisata dan Ekraf di Sidoarjo

Sekcam Kuta, Made Agus Suantara menerangkan setiap kelurahan di Kuta memang telah mengagendakan kegiatan fogging. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kasus DBD pada musim pancaroba.

Kegiatan tersebut diawali oleh kelurahan Kuta disusul dengan kelurahan lainnya. Secara umum tidak ada tren kenaikan kasus DBD di Kuta. “Untuk jadwalnya itu diatur oleh masing-masing kelurahan. Jadi antara Kelurahan dan LPM ini bersinergi dalam mencegah adanya kasus DBD,” terangnya. (M-003)

  • Editor: Daton