Sabtu, 27 Juli, 2024

Turah Bima menerima tongkat penglingsir puri saat berada di atas Pura Pedharman Agung Ksatria. (M-003)

DENPASAR,MENITINI.COM-Kekosongan Penglingsir Puri Agung Denpasar setelah lebar (berpulang) Raja Denpasar IX alm. Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan, akhirnya terisi.

Bertepatan dengan Wuku Buda Paing Wayang atau Rabu (22/11/2023) Puri Agung Denpasar menggelar ritual Pewintenan (penunjukan-red) Dr. A.A. Ngurah Agung Wira Bima Wikrama ST, M,Si alias Turah Bima selaku Penglingsir Puri Agung Denpasar bertempat di Pura Pedharman Agung Ksatria Denpasar.
Upacara Pewintenan dipuput (dipimpin-red) oleh Ida Peranda Gede Sari Arimbawa dari Griya Sari Tegal Denpasar. Dengan pewintenan tersebut Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama menyandang nama baru yakni Ida Penglingsir Agung Putra Jambe Pemecutan.

Juru bicara yang mewakili semua Puri di Denpasar, A.A Ngurah Gede Dharmayuda, Mkes dari Puri Belaluan Denpasar, kepada awak media di sela-sela upacara pewintenan menjelaskan, penunjukan penglisingsir ini didasarkan pada putra pertama dari masing masing raja sebelumnya.

Disebutkan, A.A. Ngurah Agung Wira Bima Wikrama ST, M,Si adalah putra pertama dari raja sebelumnya yakni Raja Denpasar IX (alm) Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan. ”Upacara pewintenan yaitu suatu rangkaian upacara membersihkan diri sebelum dikukuhkan menjadi Penglingsir atau tetua di Puri Agung Denpasar,” kata Turah Dokter, sapaan akrabnya.

Turah Bima diarak pakai tandu dari Puri Agung Denpasar menuju Pura Pedharman Agung Ksatria. (Foto: M-003)

Apakah Turah Bima kemudian akan dikukuhkan sebagai Raja X Denpasar?, Turah Dokter mengatakan, peluang sangat terbuka, mengingat Turah Bima merupakan putra pertama dari alm Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan, selaku pengelingsir Puri Agung Denpasar.

”Penunjukan penglingsir ini merupakan tahapan awal supaya di Puri Agung Denpasar ini ada yang dituakan, dan Turah Bima inilah yang diberikan kepercayaan lewat pewintenan ini,” tandas Turah Dokter.
Menariknya, Turah Bima ditandu dari Griya menuju Pura Pedharman Agung Ksatria Denpasar dengan iring-iringan baleganjur.

Bahkan, masyarakat muslim Kampung Bugis Suwung ikut mengawal dalam iring-iringan menuju ritual pewintenan.

”Kami warga masyarakat Kampung Bugis Suwung ini punya irisan sejarah dengan Puri Agung Denpasar ini. Maka kami taat dan selalu hadir setiap ada upacara di Puri Agung Denpasar,” ungkap Toh Jaya, tokoh muslim Kampung Bugis Suwung Denpasar.

Sebaliknya kata dia, jika warga muslim Kampung Bugis Suwung ada hajatan seperti Maulid Nabi Muhammad SAW pihak Puri juga hadir seperti bagian keluarga besar. (M-003)

  • Editor: Daton