Minggu, 8 Desember, 2024

Hujan Di Musim Kemarau, Waspada Potensi Cuaca Ekstrim Beberapa Hari Ke Depan

Ilustrasi cuaca ekstrem
Ilustrasi cuaca ekstrem. (Foto: Shutterstock/James Thew)

KUTA, MENITINI.COM– Mengawali bulan Juli Denpasar dan Bali secara umum diguyur hujan deras. Hujan justru terjadi di musim kemarau.

BBMKG memperkirakan potensi cuaca ekstrim diperkirakan terjadi beberapa hari ke depan. Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan hingga Jumat (5/7) mendatang.

Dinas Perhubungan Periksa Kelaikan Kendaraan Jelang Liburan Natal dan Tahun Baru

Kodam IX/Udayana Terjunkan 200 Prajurit, Bantu Korban Erupsi Gunung Lewotobi 

Real Count KPU RI: Koster-Giri Unggul Sementara

Dapat Ucapan Selamat dari De Gadjah, Begini Respon Koster

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memperkirakan kondisi cuaca di wilayah Bali dominan berawan dan terdapat potensi hujan ringan hingga sedang di sebagian Bali.

Selain itu. masyarakat juga diminta mewaspadai peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang laut di perairan Pulau Bali.

Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Kadek Setiya Wati  mengatakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang berpotensi terjadi hampir di seluruh Bali.

Mayoritas potensi hujan lebih cenderung terjadi di wilayah Bali bagian timur, tengah, dan selatan. Untuk prediksi tinggi gelombang mencapai 2.5 meter di perairan selatan Bali dan 1.25 meter di perairan utara Bali.

Wilayah perairan yang diperkirakan mengalami peningkatan ketinggian gelombang. Antara lain Selat Bali selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, perairan selatan Bali, dan Samudera Hindia selatan Bali.

Sementara, kondisi cuaca lain yang perlu diwaspadai adalah terjadi peningkatan angin di wilayah Bali dan juga peningkatan tinggi gelombang laut terutama di Perairan Selatan Bali mencapai lebih dari 2.0 meter.

Saat ini Bali telah memasuki musim kemarau, dengan puncak musim diperkirakan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024.

Dinilai Izin Trayek Tidak Beraturan, Puluhan Sopir Angkot Hunut-Passo Protes di Balai Kota Ambon 

Babi di Bali Langka, Harga Tembus Rp100 Ribu per Kg

Hasil Lelang Jabatan Sekda Badung, Nilai Agus Aryawan dan Surya Suamba Beda Tipis

Dinas Perhubungan Periksa Kelaikan Kendaraan Jelang Liburan Natal dan Tahun Baru

Namun, hujan masih tetap dapat berpotensi terjadi pada musim kemarau. Hujan yang terjadi belakangan ini merupakan dampak dari aktifnya gangguan di atmosfer seperti Madden Julian-Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan Equatorial Rossby.

Fenomena MJO sendiri merupakan aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis yang dapat dikenali berupa adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke samudera pasifik yang biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari.

"Kondisi cuaca sangat dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor global, regional, dan lokal. Dampaknya bisa jadi tidak sama tiap siklus (khususnya di Bali), tergantung keberadaan gangguan atmosfer lainnya dan kondisi atmosfer lokalnya,"ujarnya. (M-003)

  • Editor: Daton
BACA JUGA:  Tim BPK RI Perwakilan Bali Lakukan Entry Meeting Pengelolaan Sampah di Badung