Dihadiri Tiga Ribu Orang, Sambutan Paus Leo XIV kepada Staf Vatikan

Sambutan Paus Le XIV
Paus Leo XIV sambutan perdana Paus Leo XIV. (Foto: Istimewa)

DENPASAR, MENITINI.COMĀ – Saudara-saudari terkasih! Saya merasa senang menyapa Anda semua yang menjadi bagian dari komunitas pekerja Kuria Roma, Administrasi Kenegaraan Vatikan (Governatorato) dan Vikariat Roma.

Saya menyapa para kepala departemen dan atasan lainnya, para kepala kantor dan semua pejabat, serta otoritas Kota Vatikan, para manajer dan karyawan.

Saya sangat senang bahwa banyak anggota keluarga juga memanfaatkan hari Sabtu untuk berada di sini.

Pertemuan perdana ini tentu saja bukan saat yang tepat untuk menyampaikan pidato-pidato terprogram, tetapi justru menjadi kesempatan bagi saya untuk menyampaikan rasa terima kasih atas pengabdian selama ini yang saya warisi dari para pendahulu saya.

Ya, seperti yang Anda ketahui, saya datang ke sini hanya dua tahun lalu, ketika Paus Fransiskus yang terkasih mengangkat saya sebagai Prefek Departemen Uskup (di Vatikan).

Saat itu, saya meninggalkan Keuskupan Chiclayo di Peru dan datang ke sini untuk bekerja.

Sebuah perubahan yang sangat besar! Dan sekarang… Apa yang bisa saya katakan?

Hanya apa yang dikatakan Simon Petrus kepada Yesus di Sungai Tiberias: ā€œTuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkauā€ (Yohanes 21:17).

Para Paus datang dan pergi, Kuria tetap ada. Hal ini berlaku pada setiap Gereja lokal, pada Kuria Keuskupan.

BACA JUGA:  Menuju Indonesia Bebas Kelebihan Muatan, Polri Mulai Tahap Sosialisasi Zero ODOL

Dan ini juga berlaku untuk Kuria Uskup Roma. Kuria merupakan lembaga yang memelihara dan mewariskan kenangan sejarah Gereja serta pelayanan para uskupnya.

Memori Sebagai Elemen Penting

Ini sangat penting. Memori merupakan unsur penting dalam organisme hidup. Tentu tidak hanya berarti berfokus pada masa lalu, tetapi juga memelihara masa kini dan memberikan orientasi untuk masa depan. Tanpa memori, akan ada kehilangan jalan, kehilangan arah.

Sahabat-sahabat terkasih, inilah pemikiran pertama yang ingin saya bagikan kepada Anda: bekerja di Kuria Roma berarti memberi kontribusi untuk menjaga agar kenangan Takhta Suci dengan maknanya yang penting tetap hidup, seperti yang baru saja saya sebutkan, sehingga jabatan Paus dapat dilaksanakan dengan cara sebaik mungkin.

Secara analogis, hal serupa dapat dikatakan tentang layanan Negara Kota Vatikan.

Ada aspek lain yang ingin saya tunjukkan, yang melengkapi aspek memori, yaitu dimensi misionaris Kuria dan setiap lembaga yang terkait dengan pelayanan Petrus.

Paus Fransiskus sangat mementingkan hal ini ketika ia mereformasi Kuria Roma dengan tujuan penginjilan dengan Konstitusi Apostolik Praedicate Evangelium, sesuai dengan yang sudah direncanakannya sebelumnya dalam Seruan Apostolik Evangelii Gaudium.

Dan dia melakukan ini mengikuti jejak para pendahulunya, terutama Santo Paulus VI. dan Santo Yohanes Paulus II.

BACA JUGA:  Kementan Tancap Gas Stabilkan Harga Ayam dan Telur Pasca-Lebaran

Seperti Anda ketahui, pengalaman misionaris adalah bagian dari hidup saya, bukan hanya sebagai orang yang sudah dibaptis, sebagaimana halnya semua umat Kristiani, tetapi karena saya adalah misionaris Augustinian di Peru dan panggilan pastoral saya matang di antara orang-orang Peru.

Saya tidak akan pernah cukup bersyukur kepada Tuhan atas karunia ini! Kemudian datanglah panggilan untuk melayani Gereja di sini di Kuria Roma, sebuah misi baru yang telah saya bagikan dengan Anda selama dua tahun terakhir.

Dan saya terus melanjutkan dan akan terus melanjutkan selama Tuhan menghendaki dalam pelayanan yang telah dipercayakan kepada saya ini.

Oleh karena itu, saya ulangi kepada Anda sekalian apa yang saya sampaikan dalam sambutan pertama saya pada malam tanggal 8 Mei:

ā€œKita harus bersama-sama mencari cara untuk menjadi Gereja yang misioner, Gereja yang membangun jembatan, memupuk dialog, dan selalu terbuka untuk menyambut setiap orang dengan tangan terbuka, semua orang yang membutuhkan amal kasih kita, kehadiran kita, dialog, dan kasih kita.ā€

Kata-kata ini ditujukan kepada Gereja Roma. Dan sekarang saya mengulanginya dengan tujuan misi Gereja ini terhadap semua gereja dan seluruh dunia, untuk melayani persekutuan dan persatuan dalam kasih dan kebenaran.

BACA JUGA:  Kejaksaan RI Edukasi Pekerja Migran Indonesia di Hongkong tentang Keuangan dan Perlindungan Hukum

Tugas dari Tuhan

Tuhan telah memberikan tugas ini kepada Petrus dan para penerusnya, dan mereka semua berpartisipasi dalam pekerjaan besar ini dengan cara yang berbeda-beda.

Setiap orang memberikan sumbangsihnya dengan menjalankan tugas sehari-hari dengan komitmen dan juga dengan keimanan, karena iman dan doa bagaikan garam bagi makanan, memberikan cita rasa.

Jadi jika kita semua harus berkontribusi pada tujuan besar persatuan dan kasih, marilah kita mencoba melakukannya terutama melalui perilaku kita dalam situasi sehari-hari, dimulai dari lingkungan kerja.

Setiap orang dapat menciptakan persatuan melalui sikapnya terhadap rekan kerja, mengatasi kesalahpahaman yang tak terelakkan dengan kesabaran dan kerendahan hati, menempatkan diri pada posisi orang lain, menghindari prasangka dan juga membawa humor yang baik, seperti yang diajarkan Paus Fransiskus kepada kita.

Saudara-saudari terkasih, sekali lagi terima kasih dari lubuk hati saya yang terdalam!

Kita berada di bulan Mei: marilah kita bersama-sama memohon kepada Perawan Maria untuk memberkati Kuria Roma dan Vatikan, serta keluarga mereka, terutama anak-anak, orang lanjut usia, serta orang sakit dan menderita.

*(Diterjemahkan dari teks asli bahasa Italia oleh Padre Marco SVD)

BERITA TERKINI

Indeks>>

PT. BADU GRAFIKA MANDIRI

Jalan Gatot Subroto 2 No. 11 A, Banjar Lumbung Sari, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara

Ikuti Kami