Diduga Ular, Ternyata Dua Gadis Dibungkus di Kardus Agar Lolos Naik Kapal

AMBON,MENIRINI.COM – Dua gadis ini nekat dipacking dalam kardus, lantaran tidak ingin di ketahui oleh ayah dan keluarganya. Nasib Maria Fanumby (24), dan adiknya Magdahalena Fanumby (12) nekat dipacking dalam kardus. Gardus itu dibungkus lagi dengan karung plastik. Aksi ini dilakukan agar bisa naik ke kapal menuju Kabupatan Kepulauan Tanimbar, dari Kepulauan Aru.

Kedua kakak beradik ini tak kuasa mendapat perlakuan psikis dari Ayah kandungnya sendiri. Mereka menetap di Perum Guru, Belakang SMA Negeri 3 Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru. Sementara ibunya berada di Tanimbar KKT.

Karena tak lagi betah hidup bersama ayahnya, kedua kakak beradik ini menyusun rencana akan pergi mengikuti ibunya di Tanimbar. Keduanya menyiapkan gardus, juga karung plastik.

Entah bagimana keduanya bisa berada dalam gardus, Polres Aru mengungkapkan, bahwa dua gardus itu di bawa oleh Julianus Kilanmassa (28), pria asal Desa Adaut, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT).

BACA JUGA:  Sidang PTUN Sengketa Tanah di Desa Ungasan, Dua Saksi Penggugat Tidak Hadir

Kapolres Kepulauan Aru, AKBP Dwi Bachtiar Rivai, mengatakan, kedua anak perempuan itu dinaikkan ke atas KM Sirimau oleh seorang petugas TKBM Pelabuhan Yos Soedarso Dobo.

Peristiwa itu berawal saat Yulianus Kilanmasse (28), menawarkan jasa pikul kepada petugas tersebut untuk membawa dua gardus berukuran besar ke atas KM Sirimau. Jasa pikulnya Rp100 ribu.

Selanjutnya petugas TKBM itu mengangkat gardus berisi MF. Gardus itu dinaikan ke atas deck 3 KM Sirimau. Setelah meletakannya, gardus tersebut bergerak. TKBM ini awalnya menduga kalau dalam gardusnya berisi seekor ular.

“Saksi kemudian menendang gardus tersebut dan kembali memikulnya turun dari kapal ke atas dermaga. Dan saat mau meletakan gardus di dermaga, korban berteriak Mama,” kata Kapolres, Minggu (23/10/2022).

BACA JUGA:  Dua Organisasi Ini Berharap Lahan Eks Sari Club Jadi Museum

Teriakan itu membuat saksi panik termasuk para petugas yang sementara berada di atas pelabuhan. Saksi kemudian menurunkan dan membuka gardus tersebut.

“Saat dibuka ditemukan korban. Petugas TKBM dan petugas menanyakan masih ada orang lain atau tidak dan korban menjawab masih ada satu lagi yaitu kakaknya di dalam gardus lainnya,” jelasnya.

Kedua anak itu kemudian dibawa ke Pos KPPP Dobo untuk dimintai keterangan. Kedua korban mengaku ingin pulang ke Saumlaki menemui ibu mereka. Mereka mengaku nekat bersembunyi dalam gardus karena takut diketahui keluarga atau bapaknya.

“Jadi kehidupan keluarga orang tua korban sudah tidak harmonis lagi (hidup terpisah). Bapak kandung di Dobo sedangkan Ibu kandung di Saumlaki,” ungkap Kapolres.

Menurut Kapolres, kedua anak ini memilih mengikuti ibunya karena ayah mereka sering memarahi dan mengeluarkan kata-kata makian. Hal itu sering dilakukan ayah mereka setelah mengetahui kalau ibu mereka selingkuh.

BACA JUGA:  Empat Ruko di Malteng Dilalap Api, Diduga Korsleting listrik

Karena sering dimarahi, kedua anak ini akhirnya memilih untuk mengikuti ibunya di Tanimbar. Keduanya kemudian memiliki ide untuk bersembunyi di dalam gardus. Hal itu dikarenakan mereka takut ketahuan keluarga dan ayah mereka di pelabuhan, ucapnya.

“Saat ini kedua anak ini sedang diamankan seorang perwira di Polres Aru. Mereka diamankan untuk selanjutnya membicarakan kemauan kedua anak tersebut untuk mengikuti ibu mereka,” katanya.

Kapolres mengaku, apabila keluarga menginginkan kedua anak tersebut mengikuti ibu, maka Polres Aru siap untuk memfasilitasi.

“Namun semikian apabila ada tindakan pidana dalam kasus tersebut, maka kami juga akan melakukan proses sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.(M-009)