Corona di Titik Nadir, Kuncinya, Disiplin Prokes, Jangan Kendor 3T.

DENPASAR, MENITINI Sungguh menggembirakan update Covid-19 Provinsi Bali Minggu, 24 Oktober 2021. Sepanjang pandemi, kali ini angka corona di titik nadir. “Saturasi” ekonomi mulai meningkat, walau belum signifikan.

Dibalik kegembiraan ini, masyarakat diingatkan jangan pernah lalai protokol kesehatan dan pemerintah jangan kendor 3T.

Tak hanya itu, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Bali sebulan terakhir menunjukan angka menggembirakan juga. Dua digit tiap hari, setelah sebelumnya ratusan bahkan ribuan orang terpapar per hari. Untuk Kota Denpasar angka terendah sepanjang pandemi.


Data Satgas Covid-19, Minggu, 29 Oktober 2021 mencatatkan Jembrana, Tabanan, Klungkung, Gianyar zero Covid. Sementara Badung (8), Bangli (3), Karangasem (2) dan Kota Denpasar (4).

BACA JUGA:  Jaksa Agung: Pesan Netralitas ASN Kejaksaan Menjadikan Kejaksaan Independen dalam Penegakan Hukum

Sementara secara keseluruhan Terkonfirmasi (21) orang, Sembuh (27) orang, meninggal tidak ada (0). Sekali lagi, Sungguh menggembirakan.

Di tengah kegembiraan landainya corona delta dan mulai bergeliatnya ekonomi di seluruh kabupaten dan kota, termasuk objek wisata, kata kuncinya disiplin. Disiplin Prokes dan disiplin 3T.

Pencegahan agar tak terpapar tergantung kesungguhan dalam mematuhi protokol kesehatan: menjaga jarak sekurang kurangnya dua meter dengan orang lain. Hindari kerumunan dan memakai masker dengan betul sekalipun berada di tengah orang-orang yang sudah kita kenal.

Faktor lain yang mendukung landainya angka terpapar yakni kekebalan tubuh melalui vaksin I, II dan booster bagi tenaga kesehatan yang jadi garda depan penanganan Covid. Vaksin dosis I nyaris paripurna yakni 99,88 persen atau (3.401.052) dari target 3.405.130. Sementara dosis II 85,51 persen atau (2.911.659).

BACA JUGA:  Wakil Jaksa Agung Dr. Sunarta: Fungsi Pertimbangan Hukum oleh JAM DATUN Mendukung Upaya Pemerintah Sukseskan Pembangunan Nasional

Selain itu penurunan kasus juga disebabkan karena sebagian masyarakat sudah terpapar, keberhasilan PPKM dan kepatuhan masyarakat.

Ketika masyarakat setiap saat dihimbau disiplin prokes, pemerintah melalui Satgas Covid-19 kabupaten/kota jangan pernah kendor menggedor 3T (tracing, trecking dan treatment) masif. Tes masif berdasarkan hasil tracing.

Pertanyaan, masihkah tes masif?  Masif artinya harus ada contact trecing, sekurang kurangnya 25 orang yang dicurigai kontak dekat dengan yang sudah dipastikan terpapar. Ini penting dilakukan tes masif untuk mencari dan mengisolasi agar tak menjadi sumber penularan di komunitas.

Epidemiolog dari Griffith Australia dr Dicky Budiman mengingatkan pemerintah jangan sampai lengah dengan landainya terkonfirmasi atau penurunan. “Tingkatkan terus kapasitas 3T. Strategi 3T adalah pondasi untuk mengetahui indikator absolut pengendalian pandemi, seperti test positivity rate dan angka reproduksi efektif Covid-19,” katanya mengingatkan.

BACA JUGA:  Kartini, Sarinah dan Srikandi Adhyaksa

Jangan sampai penurunan angka Covid yang signifikan ini terjadi karena 3T yang tak maksimal oleh pemerintah atau Satgas. Semoga tidak! agustinus apollonaris

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *