Minggu, 26 Januari, 2025

Bule Jemput Bule, Pengawasan Imigrasi Dipertanyakan

Ilustrasi. (Net)

DENPASAR, MENITINI.COM-Anggota Forum Perjuangan Driver Pariwisata (FPDP) Bali blak-blakan menumpahkan unek-unek dan masalah yang dihadapi di hadapan pimpinan dan anggota DPRD Bali, Senin (6/1/2025).

 
Dua di antaranya adalah adanya turis jadi sopir taksi online menjemput tamu di Bandara I Gusti Ngurah Rai, dan kemacetan terjadi karena tidak ada polisi mengatur lalu lintas.


“Izin, mungkin bapak tidak merasakan karena terus dikawal. Sekarang tidak ada atau jarang polisi jaga di jalan. Kemacetan karena taksi online terlalu banyak. Polisi tidak pernah jaga,” keluh Wayan Budiyasa asal Klungkung.  


Dia berharap polisi turun ke jalan untuk mengatur lalu lintas, terutama ketika macet. Malah dia mengaku rindu disetop polisi untuk pemeriksaan SIM B1 Umum seperti dulu.

BACA JUGA:  Menpar: Menjaga Citra Pariwisata Indonesia, Menolak Semua Tindakan Negatif


Jangan seperti polisi India, yang baru datang setelah kejadian parah. “Mungkin polisi sibuk kawal eksekutif atau pelat B atau motor gede. Kami yang cari makan di jalan malah disuruh minggir (jika sedang mengawal konvoi motor gede)” sebutnya disambut riuh celoteh teman-temannya.


Perwira polisi yang duduk di belakang pimpinan dan anggota DPRD Bali hanya tersenyum simpul mendengar keluhan itu.


Dinas Imigrasi juga dipertanyakan ke mana saja selama ini. Di bandara ada “hidung mancung” menjemput tamu, yang disebut “jeruk makan jeruk”. Dia mengaku melihat dua hari lalu. “Tamu jemput tamu, ke mana saja Imigrasi? Tolong jelaskan tupoksi lembaga seperti apa, supaya seperti Ketua DPRD yang mau menerima aspirasi kami,” sergahnya.

BACA JUGA:  Dapat Ucapan Selamat dari De Gadjah, Begini Respon Koster


“Wah disindir, jadi nggak pakai patwal. Besok naik motor saja,” celetuk Ketua DPRD Bali, Dewa Made Mahayadnya, sambil nyengir, disambut gelak tawa hadirin.


Untuk diketahui, Ketua DPRD Bali memang difasilitasi pengawal bermobil dari Ditlantas Polda Bali.
Menjawab keluhan soal tak ada polisi di jalan, Mahayadnya berjanji koordinasi dan bersurat ke Kapolda Bali.


Jika call center pengaduan sudah ada, anggota FPDP Bali disilakan memfoto ada atau tidak polisi di jalan. Terkait ada tamu menjemput tamu di Bandara, dia menugaskan Komisi 1 dan 3 untuk inspeksi ke Bandara.
“Intip apa benar ada tamu jemput tamu, sekalian ke Imigrasi,” tegasnya seraya menunjuk Ketua Komisi 3, Nyoman Suyasa, yang duduk di sebelahnya.

BACA JUGA:   Pjs. Bupati Jembrana Santuni Keluarga Korban Tenggelam di Sungai Gelar


Anggota FPDP Bali lainnya, Dewa Putu, mendesak polisi menertibkan taksi online yang memakai pelat palsu DK.


Pelat lokal dikloning, kemudian ditempel ke mobil mereka yang aslinya berpelat luar Bali.
“Kalau ada masalah, yang kena pemilik pelat asli Bali. Ini ranah kepolisian karena sudah pemalsuan,” harapnya.


Unek-unek lain yang disampaikan terkait banyak vendor merekrut sopir dengan identitas Bali tapi operasionalnya mobil pelat luar Bali. pun banyak sopir taksi online tidur di minimarket menunggu penumpang. “Itu karena banyak pakai data palsu,” lugasnya menandaskan. M-003