MATARAM, MENITINI.COMĀ – Para lulusan pendidikan tinggi atau sarjana di NTB diminta mendaftar magang ke Jepang ketimbang menjadi tenaga honorer.Ā Ā
Jepang membuka kuota peserta magang sebanyak 15.000 orang setahun dari Indonesia.
Dari kuota tersebut, hanya sedikit yang lolos seleksi dari NTB. Seperti saat ini, NTB hanya bisa mengirim 62 orang dari 192 orang peserta yang ikut seleksi.
“Daripada jadi honorer lebih baik magang ke Jepang. Sarjana kok nyari honorer. Lebih baik magang ke Jepang, cuma tiga tahun,” ujar Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB Baiq Nelly Yuniarti pada wartawan beberapa waktu lalu. 23 Mei 2025.
Untuk magang di Jepang, gaji atau uang saku yang didapatkan juga cukup menggiurkan mulai Rp10 juta sampai Rp12 juta per bulan.
Untuk itu, pihaknya akan berkolaborasi dengan lembaga pendidikan seperti Fakultas Teknik Universitas Mataram, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Yarsi Mataram dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
“Supaya anak-anak yang sudah terdidik bisa mengikuti seleksi dan berangkat magang ke Jepang. Jadi ketika tamat, tidak bingung,” tegas Nelly.
Ia berharap NTB dapat mengirim 1.000 orang sarjana magang ke Jepang setiap tahun.
Sehingga setiap ada pembukaan seleksi pemagangan ke Jepang diumumkan di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga pendidikan vokasi.
Program magang ke Jepang dilakukan melalui dua skema yaitu government to government (G to G) dan private to private (P to P).
Nelly mengatakan Pemprov NTB akan menyiapkan pinjaman tanpa bunga kepada anak muda NTB yang ingin bekerja ke Jepang dengan menggandeng Bank NTB Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) NTB.
Misalnya biaya untuk bekerja ke Jepang sebesar Rp30 juta. Anak muda NTB dapat mengajukan pinjaman untuk biaya berangkat bekerja ke Jepang di Bank NTB Syariah dan BPR NTB, nanti bunganya disubsidi oleh Pemprov NTB.
“Kalau dia mau berangkat, biayanya Rp30 juta, dia bisa pinjam tapi bunganya daerah yang bayar. Ini akan kita coba,” tandas Baiq Nelly Yuniarti. M-003