TOKYO, Amerika Serikat dan China akhirnya mencapai titik temu terkait masa depan aplikasi video populer TikTok di Negeri Paman Sam. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, pada Senin (15/9) menyatakan kedua pihak telah menyepakati sebuah kerangka yang memungkinkan TikTok tetap beroperasi di AS.
Meski begitu, Bessent maupun Kepala Perwakilan Dagang AS (USTR) Jamieson Greer enggan merinci lebih jauh, termasuk perusahaan mana yang nantinya akan ditunjuk sebagai induk baru TikTok.
Presiden AS Donald Trump menegaskan perundingan berjalan positif. Ia bahkan berencana berbicara langsung dengan Presiden China Xi Jinping pada Jumat (19/9).
“Kesepakatan juga tercapai terkait sebuah perusahaan yang sangat diharapkan anak-anak muda kita bisa tetap ada. Mereka pasti akan sangat gembira,” ujar Trump.
Kesepakatan ini muncul hanya dua hari sebelum ByteDance Ltd., induk TikTok asal China, menghadapi tenggat waktu untuk melepas kepemilikan aplikasinya kepada pihak AS. Jika tidak, TikTok terancam diblokir di Amerika Serikat.
Sebelumnya, larangan seharusnya berlaku sejak Januari lalu. Namun, Trump telah tiga kali menunda eksekusi sejak awal masa jabatannya, memberi kesempatan bagi ByteDance mencari mitra lokal yang dapat diterima Washington. Trump kini memiliki waktu hingga Rabu ini untuk memutuskan langkah akhir, dengan alasan keamanan nasional sebagai pertimbangan utama.
Isu TikTok menjadi bagian dari dinamika hubungan dagang AS–China yang sempat tegang akibat perang dagang digagas Trump. Ketegangan mulai mereda pada Mei setelah pertemuan tingkat tinggi di Jenewa, dan kembali berlanjut pada akhir Juli di Stockholm, saat kedua pihak sepakat memperpanjang gencatan dagang 90 hari hingga 10 November 2025.
Negosiasi terbaru di Madrid, Spanyol, merupakan babak keempat perundingan bilateral. Delegasi China dipimpin Wakil Perdana Menteri He Lifeng, salah satu tokoh kepercayaan Presiden Xi Jinping.*
- Editor: Daton









