Sampah Kiriman Muncul  Lagi,  Sulit Diprediksi Musim Hujan Tak Menentu

KUTA, MENITINI.COM – Sampah kiriman muncul di Pantai Kuta, Kamis (22/2/2024) pagi. Jenis sampah yang menepi kebanyakan plastik. Kondisi itu langsung mendapatkan penanganan petugas DLHK Badung dengan membersihkan sampah yang berserakan.

Melihat musim hujan yang datangnya tidak menentu, sampah kiriman tahun ini sulit diprediksi. Jumlah sampah kiriman sampai saat ini berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

Koordinator Deteksi dan Evakuasi Sampah Laut (Desalut) Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung, I Made Gede Dwipayana mengatakan, sejak awal bulan ini sampah kiriman mulai menepi lagi di sejumlah pantai pesisir barat Kabupaten Badung.

Secara umum seluruh pantai di pesisir barat Badung semuanya sudah memasuki musim sampah kiriman, mulai dari Cemagi sampai Jimbaran.

BACA JUGA:  Peralihan Energi Fosil ke Energi Listrik, Pemerintah Beri Insentif PPnBM Kendaraan Listrik

“Kemarin intensitasnya sekitar 1-2 truk sehari. Sebulan ini mulai meningkat intensitasnya sekitar 5-6 truk. Terakhir, dua minggu ini jumlahnya 10-12 truk untuk seluruh pantai barat di Badung,” ucapnya.

Menurutnya kondisi sampah kiriman tahun ini tergolong masih cukup ringan dibandingkan musim sampah kiriman ditahun sebelumnya.

Jenis sampah yang menepi saat ini juga berupa ranting, dahan, rumput laut dan plastik. Belum ada berupa kayu besar seperti tahun sebelumnya. 

Ia memperkirakan sampah kiriman tersebut merupakan sampah lokal, belum ada sampah sampai kiriman dari luar Bali.

Pada musim sampah kiriman tahun lalu, total sampah kiriman yang ditangani mencapai 3 ribu ton yang dimulai dari bulan Oktober sampai April.

BACA JUGA:  Air Laut Pasang Evakuasi Sampah Kiriman Tidak Maksimal

Sedangkan tahun ini, sampah kiriman mulai muncul dari bulan Nopember dan sampai bulan Februari total mencapai 400 ton.

“Memang kondisi sampah kiriman tahun ini sangat jauh berkurang dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu puncak musim sampah kiriman terjadi bulan Januari, sampah yang kita tangani mencapai 100-150 ton. Tapi tahun ini belum ada tanda-tanda musim puncak. Kita juga belum bisa memperkirakan kapan musim sampah kiriman tahun ini akan berakhir,” jelasnya.

Ia menilai musim sampah kiriman tahun ini mengalami perubahan. Selain jumlah menurun dratis, jenis sampah kiriman juga tergolong ringan dan munculnya tak intens setiap hari.

Saat ini kecenderungan sampah kiriman hanya muncul dari pagi hingga siang hari dan menghilang saat sore hari. Padahal sebelumnya sampah menepi cenderung muncul setiap menit.

BACA JUGA:  Kajati Bali: Perlunya Kepekaan Terhadap Kerusakan Lingkungan Akibat Prilaku Koruptif

Kendati demikian, pihaknya tetap menyiapkan personil untuk standby di lapangan. Masing-masing zona diatensi 10-15 petugas yang dari pagi sampai siang hari.

Sejauh ini armada alat berat masih difokuskan di wilayah Samigita, yaitu 4 loader dan 3 beach cleaner. “Alat yang ada di Samigita saat ini akan kita bawa ke Pantai Kedonganan dan Jimbaran, sebab disana belum kita sentuh dengan alat berat tapi kita tangani secara manual setiap hari,” tandasnya. (M-003)

  • Editor: Daton