Jenazah Sopir Truk Asal Buleleng Korban KMP Tunu Pratama Jaya Ditemukan di Pesisir Jembrana

image
Jenazah Putu Mertayasa saat tiba di rumah duka.

BULELENG,MENITINI.COM- Jenazah Putu Mertayasa (43), sopir truk asal Desa Anturan, Kecamatan Buleleng, Bali yang menjadi salah satu korban tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya, akhirnya ditemukan dalam kondisi membusuk di pesisir laut Jembrana pada Rabu (9/7/2025) malam sekitar pukul 22.00 WITA.

Jenazah Mertayasa merupakan satu dari dua jenazah korban KMP Tunu Pratama Jaya yang ditemukan di wilayah tersebut. Proses identifikasi dilakukan di RSUD Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur. Hasil pemeriksaan memastikan bahwa jenazah tersebut adalah Putu Mertayasa, warga Banjar Pasar, Desa Anturan, Kecamatan Buleleng.

“Baru satu jenazah yang berhasil diidentifikasi, yaitu warga Buleleng. Jenazah sudah diberangkatkan dari RSUD Blambangan menuju Pelabuhan Gilimanuk untuk diserahkan kepada pihak keluarga,” kata Danlanal Denpasar Kolonel Laut (P) Cokorda Gede Parta Pemayun saat dikonfirmasi Rabu malam. “Saat ini jenazah sudah menyeberang dan akan diantar ke rumah duka.”

BACA JUGA:  Jaksa Agung Tekankan Integritas dan Adaptasi Digital di Pembukaan PPPJ Angkatan 82

Setibanya di rumah duka di Jalan Pulau Serangan, Kelurahan Penarukan, pada pukul 23.45 WITA, suasana haru langsung menyelimuti keluarga. Istri korban, Kadek Suartini (38), tak kuasa menahan tangis melihat jenazah suaminya yang terbujur kaku.

“Almarhum adalah tulang punggung keluarga. Ia bekerja keras sebagai sopir truk demi menghidupi saya dan keempat anak kami. Tiga anak kami sudah remaja, satu lagi masih balita,” ujar Suartini sambil menahan air mata.

Ia mengenang, almarhum telah menekuni profesi sebagai sopir selama lebih dari 20 tahun. “Sejak kami masih pacaran, dia sudah jadi sopir. Awalnya sopir angkot, lalu bus, dan terakhir sopir truk,” kenangnya.

Menurut Suartini, suaminya saat itu sedang dalam perjalanan dari Surabaya menuju Denpasar dengan mengangkut muatan besi. Aktivitas bolak-balik Jawa-Bali sudah menjadi rutinitas almarhum selama bekerja.

BACA JUGA:  Tiga Jamaah Haji Asal Bali Wafat di Tanah Suci, Kemenag Imbau Jaga Kesehatan dan Kebugaran

Terakhir kali mereka berkomunikasi adalah pada Rabu malam, 2 Juli 2025, melalui video call WhatsApp. Saat itu, Mertayasa ingin melihat anak-anak, terutama putra bungsu mereka yang masih berusia 17 bulan. “Waktu itu suami saya menelepon sekitar pukul 21.00 WITA. Ia ingin melihat anak-anak, dan saya sempat menunjukkan si bungsu yang sedang tertidur,” tuturnya.

Keesokan harinya, Suartini mendapat kabar mengejutkan dari adik iparnya bahwa KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam. Ia pun langsung mencoba menghubungi sang suami, namun tak mendapat jawaban. Setelah mendapat konfirmasi dari rekan kerja suaminya, ia segera menuju Pelabuhan Gilimanuk untuk mencari informasi.

Selama sepekan menanti kabar, akhirnya ia mendapat informasi bahwa jenazah suaminya telah ditemukan dan dibawa ke RSUD Blambangan. Dari sana, jenazah kemudian diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan.*

  • Editor: Daton
BACA JUGA:  Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,3 Guncang Pulau Seram

BERITA TERKINI

Indeks>>

PT. BADU GRAFIKA MANDIRI

Jalan Gatot Subroto 2 No. 11 A, Banjar Lumbung Sari, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara

Ikuti Kami